Simpang Siur, Informasi Vaksinasi COVID-19 Akan Membuat Lebih Mudah Terinfeksi COVID-19


Vaksinasi COVID-19 sebetulnya digunakan sebagai penangkal dan hanya untuk menanggulangi agar kita tidak mudah tertular COVID-19. 

Vaksin COVID-19 sendiri memang melindungi dan mencegah agar kita tidak mudah tertular COVID-19, seperti yang diungkapkan oleh Kfouri, direktur Perhimpunan Imunisasi Brasil.

“Vaksin melindungi jauh lebih baik dari gejala serius Covid daripada gejala sedang, ringan atau tanpa gejala. Semakin parah, semakin besar keefektifannya," kata Kfouri, direktur Perhimpunan Imunisasi Brasil.

Akan tetapi, disamping fakta di atas tersiar kabar bahwa ketika seseorang telah divaksin agar mudah tertular COVID-19 kembali, ini merupakan sesuatu blunder yang membuat masyarakat justru takut dan akan menjadi sebuah permasalahan baru dalam COVID-19. 

Menurut saya, bahwa pemberitaan yang seperti ini justru membuat masyarakat akan kembali tak tenang dan mereka takut, lebih-lebih sekarang muncul varian baru Omicron XBB yang justru apabila ini semakin diangkat akan menimbulkan permasalahan yang tadinya masyarakat mematuhi pemerintah untuk melakukan vaksinasi, menjadi enggan atau menolak untuk melakukan vaksinasi tersebut. Yang tentu saja berdampak buruk bagi masyarakat itu sendiri serta lingkungan sekitarnya.

Maka, dengan munculnya pemberitaan ini tentu kita harus menilik kembali bahwa ada fakta-fakta yang tentunya akan membuat kita bisa tenang dan yakin bahwa klaim ini salah.

Faktanya, tingkat kerentanan infeksi COVID-19 sebelum dan sesudah vaksinasi sama saja. 

Dilansir Pakar Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo menerangkan, penyuntikan vaksin Covid-19 tidak mencegah infeksi virus korona, melainkan hanya mencegah gejala berat setelah terinfeksi virus korona SARS-CoV-2. 

Kata Ahmad, semua uji klinis pada vaksin covid saat ini tidak didesain untuk membuktikan mampu mencegah infeksi virus korona.  

“Yang dicoba buktikan adalah mampukah mencegah gejala paska infeksi. Maka terlepas dari angka efikasi sekian persen, itu kebal dari gejala bukan infeksi,” cuitnya, Kamis 14 Januari 2021.

Vaksin sebagian besar masih efektif dalam mencegah penularan Covid-19.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari seorang Ahli Epidemologi FKM UI bahwa, bukan vaksinasi yang membuat mereka tertular COVID-19 kembali tetapi karena mereka tidak mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.

Ahli Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono. Melaui media sosialnya, Pandu mengingatkan “infeksi hanya bisa dicegah dengan memakai masker dan disiplin protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak).”

Maka, informasi seperti ini menurut saya harus dilakukan langkah-langkah pasti diantaranya, pertama, bahwa masyarakat perlu diedukasi tentang literasi kesehatan yang tentunya ini akan membuat mereka bisa menelaah suatu informasi kesehatan mana yang benar dan salah.

Kedua, bahwa peran pemerintah perlu digiatkan agar informasi yang seperti dapat tersaring misalnya dengan kerjasama antara kominfo dan kemenkes. 

Sehingga, diharapkan bahwa misleading content yang seperti ini tidak muncul kembali ke permukaan dan meresahkan masyarakat.