Soal Narkoba di Penjara, DPD Geram Jawa Tengah Angkat Suara

DPD Geram Jawa Tengah secara khusus memberikan perhatian serius atas temuan kasus penyalahgunaan narkoba di dalam tahanan yang terjadi di Rutan Kelas I Semarang. Dicky Aditya/RMOLJateng
DPD Geram Jawa Tengah secara khusus memberikan perhatian serius atas temuan kasus penyalahgunaan narkoba di dalam tahanan yang terjadi di Rutan Kelas I Semarang. Dicky Aditya/RMOLJateng

Terungkapnya kasus penyalahgunaan narkoba para narapidana atau tahanan di rumah tahanan (Rutan) Kelas I Semarang, baru-baru ini, langsung menjadi perhatian serius pegiat anti narkoba, DPD Gerakan Rakyat Anti Madat (Geram) Jawa Tengah.


Ketua DPD Geram Jawa Tengah Havid Sungkar secara tegas mengatakan, kasus itu membuat pihaknya terpukul dan merasa sakit hati. Perlu komitmen dari pemerintah, demi mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba di dalam tahanan. 

"Kita tentu kaget dengan informasi adanya temuan kasus napi di Rutan Semarang menggunakan narkoba. Jadi, kita harus berkomitmen khususnya pemerintah, agar pengawasan di dalam Lapas harus lebih ketat. Termasuk sanksinya, mestinya dibuat lebih tegas," kata Havid, usai acara sosialisasi melek narkoba bagi generasi muda yang digelar DPD Geram Kota Semarang, Kamis (19/12). 

Menyoroti kasus penggunaan narkoba yang terjadi, Havid memberikan masukan ke pemerintah, selama ini pengawasan dan pemeriksaan barang-barang maupun tamu orang-orang yang masuk ke lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan rumah tahanan, masih sangat kurang. 

"Kalau atas kasus itu, yang kurang tentu pemeriksaan dan pengawasan dari para petugas. Sanksi pemindahan bagi para warga binaan ke Lapas lain bisa tepat ya. Tetapi, jika perlu harus diberikan sanksi lebih lagi," ucap Havid. 

Menurut Ketua DPD Geram itu, kasus temuan di Rutan Semarang itu, terjadi karena ada seseorang yang sengaja membawa narkoba ke dalam penjara. Maka, kata Havid, paling penting dibutuhkan adalah pengawasan terhadap barang-barang bagi para tahanan. 

"Kasus di Semarang jika kita menilai, terjadi karena narkoba di bawa tamu berkunjung. Sehingga, bagi pemerintah agar menjadi perhatian, jangan boleh barang-barang apapun masuk ke Rutan atau Lapas,” katanya.

“Kejadian yang terjadi kita rasa cukup sebagai peringatan, jadi pengawasan harus sangat ketat dan bila mungkin secara berlapis agar para tamu yang akan masuk berkunjung atau mengirimkan barang-barang bisa dicegah tidak membawa narkoba ke dalam tahanan," lanjut Havid Sungkar. 

Sebagai perhatian, sekaligus saran kepada pemerintah, Havid menegaskan, pihaknya menaruh harapan ke depannya, Lapas ataupun Rutan di seluruh Indonesia mendapatkan pengawasan keamanan dan pemeriksaan sangat ketat. Tak lain dan tak bukan, demi menutup celah sekecil apapun masuknya narkotika ke dalam penjara agar tak terjadi terus menerus. 

"Kita harapkan ke depan di seluruh Rutan dan Lapas di Indonesia, kita harapkan barang-barang dan tamu-tamu yang besuk betul-betul di cek. Petugas jangan sampai lengah, apalagi ada petugas berani sampai ikut-ikut "bermain". Kalau ketahuan harus diberikan sesuatu agar menutup semua celah sekecil apapun masuknya narkoba ke dalam penjara," tegas Havid sambil menyampaikan usulan dan saran kepada pemerintah.