Sopir Angkot di Batang Minta Tarif Naik Menyusul Kenaikan Harga BBM

Sejumlah sopir angkot meminta ada kenaikan tarif akibat dampak naiknya harga BBM. Salah satunya, Toni, yang ikut melakukan aksi di kantor Dinas Perhubungan (Dishub)Kabupaten Batang.


"Harusnya tarifnya naik biar tidak eyel-eyelan dengan penumpang, karena penumpang tidak mau naik," katanya di depan kantor dishub, Kamis (8/9). 

Para sopir angkutan umum di Kabupaten Batang melakukan aksi meminta penyesuaian tarif pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi dilakukan di depan kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Batang di Jalan Pantura-Batang. 

Ia dan komunitas sopir angkot di Kabupaten Batang meminta kepastian kenaikan tarif. Hal itu untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM. 

Saat ini, audiensi sedang berlangsung antara perwakilan sopir angkot, dishub bersama Polres Batang. Aksi cegat angkot masih berlangsung hingga audiensi berakhir. 

Para pelaku aksi memberhentikan para angkutan umum yang sedang melaju. Penumpang pun diturunkan, sedangkan para sopir diminta ikut aksi. 

"Tahu-tahu tadi dicegat. Terus penumpang disuruh turun," kata Daryuni (53), warga desa Cempereng, Kecamatan Kandeman, Kamis (8/9). 

Ia mengaku bingung karena harus berjualan di Pasar Banyuputih. Daryuni merupakan pedagang di pasar yang menjual ikan panggang. 

Daryuni dan sejumlah penumpang pun mendapat bantuan  dari petugas Dishub Batang yang menyediakan kendaraan pengganti. Sehingga, ia bisa melanjutkan perjalanannya untuk berjuang. 

"Kalau jualan ikan panggang kan harus habis. Saya makasih dengan bapak petugas yang sudah bantu,"ucapnya. 

Perempuan paruh baya itu tidak masalah jika tarif angkutan naik. Baginya, yang terpenting, dirinya bisa berangkat ke pasar Banyuputih untuk berjualan.