Kementerian Pertanian bertindak cepat guna meredam harga telur ayam ras yang saat ini masih berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 28 ribu per kilogram.
- Rayakan HUT Ke-8, Himpunan Keluarga Nasrani Semen Gresik Gelar Doa Bersama
- Buruh Menolak UMK Kota Semarang Hanya Naik 0,89 persen
- Satpol PP Kawal Perpindahan Pedagang Bumbon ke Pasar Kanjengan
Baca Juga
Langkah konkritnya yakni melakukan operasi pasar telur ayam yang tersebar di 50 titik meliputi Toko Tani Indonesia (TTI) Center, 43 pasar dan enam perumahan atau kelurahan yang tersebar di Jabodetabek dengan harga Rp 19.500 per kilogram.
Peluncuran operasi pasar dilakukan di TTI Center, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (19/7).
Kementan menyiapkan 100 truk pick up telur ayam atau setara dengan 100 ton yang diperoleh langsung dari peternak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.
Dalam operasi pasar Mentan Andi Amran Sulaiman melepas 100 truk pick up telur dari empat perusahaan yakni Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), CPI, JAPFA, PLN, dan MALINDO. Harga telur pada operasi pasar sama dengan harga dari peternak atau produsen.
Menurut Amran, salah satu penyebab tingginya harga telur adalah masalah rantai pasok yang terlalu panjang. Akibatnya harga telur melambung ketika sampai di warung atau konsumen akhir. Ini terlihat dari harga di tingkat produsen hanya berkisar Rp 18 ribu per kilogram hingga Rp 22 ribu per kilogram. Bahkan, ketersediaan telur ayam Januari hingga Juli 2018 surplus.
"Dulu dua tahun lalu harga telur hancur-hancuran, bahkan ada peternak yang gulung tikar. Tapi dua tahun terakhir produksi telur bagus dan harga stabil menguntungkan," ujarnya.
Amran menjelaskan, berdasarkan hitung-hitungan pemerintah, ketersediaan telur masih surplus. Bahkan pertama dalam sejarah Indonesia di tahun 2018 ini mengekspor daging ayam dan telur tembus ke Jepang. Memang permasalahan masih ada yang diselesaikan bersama yakni rantai pasok dan iklim tak menentu sehingga harus diselesaikan bersama.
"Sesuai perintah Bapak Presiden Jokowi hari ini kami sepakat guyur pasar harga telur Rp 9500 secara terus menerus. Harga di produsen sudah turun memang disparitasnya 60 persen. Jadi, tolong kawan-kawan produsen jangan ambil untung banyak," paparnya.
"Jadi, paling lambat satu minggu harga kami pastikan turun. Kami sudah sepakat dalam rapat bersama Kemendag dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat," sambung Amran.
Data Direktorat Pemasaran dan Pengolahan Hasil Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, harga terendah telur di kandang peternak Jatim sebesar Rp 19.500 per kilogramk, di Jateng Rp 19 ribu per kilogram, sedangkan harga tertinggi di Bodetabek Rp 22 ribu per kilogram. Sementara data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis per Rabu (18/7) tercatat harga telur di DKI Jakarta berada di kisaran Rp 28.650 per kilogram, harga tertinggi di Provinsi Maluku Utara mencapai Rp 36.550 per kilogram.
Lebih lanjut, Amran menyebutkan, prognosa produksi telur ayam ras tahun 2018 sebesar 1,732 juta ton. Pola produksi per bulannya mengikuti pola produksi peningkatan kebutuhan per bulannya, misal pada saat HBKN. Pemerintah sudah mengantisipasi kebutuhan HBKN yang meningkat.
"Kondisi telur nasional masih mengalami surplus. Sampai bulan Juni 2018 kemarin terdapat surplus sebanyak 31.490 ton. Karena itu, tidak ada kekurangan produksi telur sampai bulan Juni 2018," ujarnya.
Untuk periode Januari hingga Desember 2018, perkiraan ketersediaan produksi telur ayam ras sebanyak 1.732.952 ton, sementara perkiraan kebutuhan 1.730.550 ton. Maka untuk periode ini ada surplus sebanyak 2.402 ton.
"Produksi telur Januari hingga Juli mencapai 733.714 ton, sementara kebutuhannya hanya 722.812 ton sehingga surplus 10.902 ton. Artinya tidak ada kekurangan pasokan telur," beber Amran.
Selain di TTI Center, lokasi operasi pasar digelar di Pasar Baru Metro Atom, Pasar Cibubur, Pasar Tebet Barat, Pasar Rawamangun, Pasar Cempaka Putih, Pasar Cijantung, Pasar Mampang Prapatan, Pasar Ciplak, Pasar Jembatan Lima, Pasar Gondangdia, Pasar Rumpur, Pasar Grogol, Kalibaru, Klender, Tanah Abang, Pos Pengumben, Mayestik, Johar Baru, Pasar Induk Kramat Jati. Kemudian Cipete Selatan, Paseban, Rawa Badak, Palmeriam, Glodok, Pasar Minggu dan Kelapa Gading. Operasi pasar juga dilakukan di Kebayoran Lama, Pluit, Petoko Ilir, Pulogadung, Pramuka, Lenteng Agung, Ujung Menteng, Cengkareng, Santa, Pademangan Timur, Pasanggrahan, Perumahan Astri Permai Citayam, PKK Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Mampang, Perumahan Jatisari Bekasi, Kecamatan Tebet, dan Pasar Tomang Barat.
- Pemulihan Ekonomi Nasional, OJK Optimalkan TPKAD
- Dinnakerind Demak: Bisa Kerja Tidak Sulit Masyarakat Disediakan Job Fair dan Pelatihan
- Trafik Layanan Data XL Selama Lebaran di Jateng Tertinggi