- Minat Tinggi, 94 Warga Kota Pekalongan Merantau ke Luar Negeri
- Pemkab Batang Tak Lagi Kucurkan BST Daerah
- Salatiga Siapkan Anggaran Rp65,75 M Bangun Taman Wisata Religi
Baca Juga
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu, sudah memastikan diri tak kembali mencalonkan diri menjadi kepala daerah pada kontestasi Pilkada 2024 ini.
Menariknya, pemimpin perempuan pertama di Semarang itu rupanya sudah punya rencana usai tak lagi meniti karir di dunia politik.
Mbak Ita, begitu dia biasa disapa, akan membuat buku sejarah perkembangan agama Islam dan ulama di Semarang sebagai bahan belajar edukasi sejarah anak-anak.
Hal ini dilakukan, kata Mbak Ita, karena minimnya pengetahuan dan literatur para tokoh dan ulama yang ada di kota Semarang.
"Dengan pembuatan buku, atau dalam visual kita akan ketemu benang merah dengan sejarah masa lalu. Mungkin dengan Kerajaan Mataram, atau Kerajaan Demak, jadi tidak ada yang putus" kata Mbak Ita sesuai ziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran di kawasan mugas Semarang, Rabu (6/3).
Selain ke makam Pandanaran, ziarah yang diikuti oleh forkopimda kota Semarang juga berziarah ke makam Kyai Sholeh Darat, makam Kanjeng Adipati Terboyo, makam Habib Toha bin Yahya, makam habib Hasan bin Tohs, makam KH Abdullah sajad dan makam KH Abu Darda.
Ziarah ke makam para ulama Kota Semarang ini dilakukan Mbak Ita, dalam rangka menyambut HUT Kota Semarang ke- 477 dan menjelang Ramadan.
"Saya sudah nyuwun Kiai Anasom. Beliau ini yang ahlinya, yang tahu sejarah dan para ulama Kota Semarang. Ini yang harus kita eksplore, karena ini merupakan bagian dari sejarah masa lalu, sekaligus bagian dari sejarah Kota Semarang," ujar Mbak Ita.
Untuk mengenalkan sejarah Kota Semarang kepada generasi penerus dan pelajar, Mbak Ita juga ingin melibatkan anak-anak untuk ikut dalam prosesi ziarah yang kerap dilaksanakan Pemkot Semarang.
"Jangan hanya kita saja yang sudah rutin. Justru kita harus memberikan edukasi, sosialisasi kepada generasi muda. Minimal anak-anak tahu sejarah Kota Semarang," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PCNU Kota Semarang, KH Anasom mengatakan, untuk membuat buku sejarah Kota Semarang dan perkembangan Islam perlu adanya tim yang dibentuk dari berbagai unsur.
"Itu memang perlu tim yang melibatkan ahli sejarawan, ada kajian yang terkait dengan sejarah, antropologi dan arkeologi, di samping juga tokoh agama," kata Kiai Anasom.
Menurutnya, dengan adanya biografi ulama dan tokoh di Kota Semarang bisa memperkenalkan sejarah dan perkembangan Islam.
"Besok ini kan hari jadi Kota Semarang ke-477 tahun. Artinya hampir lima abad Kota Semarang berdir, sudah banyak sekali tokoh maupun ulama yang sudah berjasa di Kota Semarang," kata dia.
"Setiap abad ada ulama, tokoh yang terus mengembangkan di Kota Semarang. Ini yang perlu kita kaji," tandasnya.
- Polres Semarang Anjangsana Purnawirawan, Pensiunan Hingga Warakwuri
- Pemilu Serentak Usai, KPU Mulai Persiapkan Tahapan Pilkada 2024 di Kota Pekalongan
- 5 Anggota Berprestasi Dapat Penghargaan dari Kapolres Semarang