Menjelang alih kelola Blok Rokan 2021, Pertamina gencar mempersiapkan penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
- BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah pada 2022 Capai 5-6 %
- Mulai Rasakan Dampak Trump, Eksportir Furnitur Jepara Jajaki Pasar Ekspor Baru
- 2024, Metrologi Legal Kota Pekalongan Tera Ulang 4 Ribu UTTP
Baca Juga
Upaya tersebut didukung ahli geologi Rovicky Dwi Putrohari. EOR merupakan teknologi yang tepat untuk mengelola Blok Rokan. Tanpa EOR, kata Rovicky, minyak seperti 'lengket' di bebatuan dan sulit diambil.
"Ini karena teknologi EOR bisa menurunkan kekentalan minyak sehingga mudah dialirkan," ujar Rovicky di Jakarta, Senin (6/8).
Di sisi lain Rovicky yakin Pertamina sanggup menerapkan teknologi tersebut di blok terbesar di tanah air itu. Terlebih, karena di Blok Rokan nanti, peralatan otomatis sudah terpasang dan ter-install. Dengan begitu, Pertamina tak perlu mengadakan peralatan tersebut, namun tinggal menjalankan.
Tidak hanya itu. Keyakinan Rovicky juga didasarkan atas pengalaman Pertamina dalam menerapkan teknologi tersebut di 16 lapangan alih kelola. Misalnya, di sumur eksplorasi Kumis-2 di Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau yang dikelola anak perusahaan yaitu PT Pertamina Hulu Energi Siak.
juga di Struktur Gebang di lapangan Pangkalan Susu yang dikelola Pertamina EP. Di Siak, Pertamina mempergunakan metode staemflooding sedangkan di Struktur Gebang memakai waterflooding.
Berbagai pengalaman tersebut, bisa menjadi bekal bagi Pertamina ketika nanti mengelola Blok Rokan.
Sementara mengenai dua metode yang sudah dipakai Pertamina, yaitu waterflooding dan steamflooding, Rovicky berpendapat bahwa keduanya tetap akan diterapkan di Blok Rokan. Penerapan kedua metode harus didasarkan atas kondisi setempat, termasuk tingkat viscositas atau kekentalan minyak.
"Untuk
jenis minyak yang kental, berat dan mengandung lilin, yang dipakai
adalah steamflooding. Kalau minyaknya tidak terlalu kental tetapi masih
'tersembunyi' di pori-pori bebatuan, yang dipakai metode waterflooding,"
kata Rovicky.
- Angka Pengangguran di Jawa Tengah Meningkat
- Masyarakat Mengeluh, Harga Sembako Di Awal Ramadan Tetap Mahal
- 75 Pelaku Ekraf Purbalingga Ikuti Bimtek Pemasaran Digital