Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Tidak Realistis

Target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah terlalu ambisius dan tidak realistis.


Begitu kata Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dalam menanggapi Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2019 yang dibacakan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR, Jumat (18/5) lalu.

Target pertumbuhan ekonomi yang dipatok di angka 5,4 persen hingga 5,8 persen dinilai tidak realistis. Sebab, Indonesia saat ini tengah menghadapi dinamika global yang tidak menguntungkan.

Saat situasi perekonomian global belum seperti sekarang saja, pemerintahan Presiden Jokowi tidak pernah berhasil mencapai target pertumbuhan, apalagi sekarang?" ujarnya dalam akun Twitter @fadlizon, Sabtu (19/5).

Dia kemudian mencontohkan target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah di tahun 2015 sebesar 5,7 persen. Tapi realisasi yang tercapai hanya 4,7 persen.

Pada 2016, pemerintah sedikit menurunkan target menjadi 5,3 persen, tapi realisasinya tetap saja di bawah target, yaitu hanya 5,0 persen.

Begitu juga dengan tahun 2017, target yang dipatok pemerintah 5,2 persen, namun realisasinya hanya 5,07 persen. Pemerintah sudah terlalu sering menyusun agenda yang realisasinya pasti tidak tercapai. Dan itu akan kembali diulang untuk APBN 2019," tukasnya.

Meski pemerintah membanggakan angka pertumbuhan yang terus bertahan di angka 5 persen dalam tujuh tahun terakhir, namun angka tersebut dinilai Fadli dicapai tanpa melalui kerja keras.

Kita adalah negara dengan jumlah pasar domestik terbesar di ASEAN. Jika dikelola dengan baik, mestinya pertumbuhan ekonomi kita tak kalah dari Filipina yang pada 2017 mencapai 6,6 persen, atau Vietnam yang mencapai 6,8 persen," tukasnya.