TGB Rugi Sendiri Kalau Pakai Buzzer dan Menyerang AHY

Muhammad Zainud Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) berpeluang diusung partainya, Demokrat di Pemilihan Presiden 2019. Namun peluang TGB ini bisa menjadi buruk karena buzzer 'jahat'.


Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria mengatakan, perlu dibuktikan dahulu adanya buzzer TGB. Sebab harus dipahami juga arahan kepada tim media sosial seringkali umum dan tidak detail.

"Nah kreativitas itu kadang-kadang berlebihan. Karena di media sosial ini, kita bisa mengetik berbagai macam komentar menggunakan aplikasi, kemudian keluar komentar itu secara otomatis, dengan akun-akun berbeda. Jadi tidak dikerjakan manual, satu-satu," terang Hariqo saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, sesaat lalu (Minggu, 18/3).

Untuk level nasional, jika TGB serius maju pencapresan 2019 maka harus dibentuk tim sendiri yang bisa dikoordinir, dimonitoring, dievaluasi dan tidak menyewa jasa. Sehingga benar-benar rapih dan tidak merugikan pihak lain.

"Saya belum ada bukti kalau TGB pakai jasa buzzer, tapi idealnya dia punya tim sendiri yang bisa dikontrol," imbuh Hariqo.

Hariqo menambahkan, semaksimal apapun usaha TGB di darat bisa merugikan dia sendiri jika di dunia maya melakukan sesuatu belum waktunya. Sebab sekarang waktunya bukan untuk menyerang atau men-downgrade pihak lain, melainkan mempromosikan prestasi, kepantasan, dan kelayakan. Terkecuali itu kerja simpatisan TGB sehingga sulit dikontrol.

Atau tidak menutup kemungkinan buzzer jahat dimaksud adalah pihak ketiga yang ingin merusak hubungan antara TGB dan Agus Harimurti.

"Itu perlu diselidiki dan tidak sulit. Inventarisir saja akun-akun yang menyerang AHY secara personal," jelasnya.

Hemat dia, kembali lagi kepada manajemen kampanye media sosial Partai Demokrat. Kalau dikelola dengan baik tentunya menguntungkan Demokrat itu sendiri.

Hariqo mengingatkan ketika PKB pada Pilpres 2014, memunculkan wacana Roma Irama, Ahmad Dhani, Mahfud MD hingga Yusuf Kalla. Yang menarik ketika itu, PKB justru tidak memunculkan ketumnya, Muhaimin Iskandar. Alhasil suara pendukung tokoh-tokohnya yang diusung itu terserap ke PKB.

"AHY dan TGB, dua orang ini yang bisa menaikkan suara Demokrat, kalau sudah saling menjegal kan repot, kecuali ada orang ketiga," tegasnya.

Jadi harus dipastikan dulu yang dimaksud buzzer jahat TGB itu merugikan Partai Demokrat atau AHY.  Ia menyayangkan jika dua tokoh ini sampai diadu.

"Satu dari latar militer, satu lagi TGB tokoh Islam yang berbeda dengan tokoh Islam lain. Dia tidak NU, tidak Muhammadiyah, yang banyak dibicarakan orang tentang TGB kan hafal quran dia," pungkasnya.