Sebagai upaya menstabilkan harga kedelai, Primkopti Handayani Salatiga menggelar operasi pasar di Gudang Primkopti, kawasan Nanggulan, Salatiga, Senin (25/1).
- Pemkab Karanganyar Grebek Pasar Matesih
- Kunjungi UMKM Solo, Menteri Airlangga: Situasi Mulai Terkendali, Harus Bangkit Kembali
- Pemkot Semarang Beri Ruang UMKM Kuliner Lewat Pembukaan Pujasera
Baca Juga
Sebagai upaya menstabilkan harga kedelai, Primkopti Handayani Salatiga menggelar operasi pasar di Gudang Primkopti, kawasan Nanggulan, Salatiga, Senin (25/1).
Turun langsung dalam operasi pertama sejak kenaikan harga kedelai di akhir tahun 2020, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Prov Jateng Ir. Agus Waryanto SIP, MM, Dinas Koperasi dan UMKM Prov Jateng Dra. Ema Rahmawati M.Hum, Kepala Biro Perekonomian Sekda Prov Jateng Sdr. Edi Sulistyo Bramantyo, Kepala Biro ISDA Sekda Prov Jateng Dadang Sumantri.
Satgas Pangan Prov Jateng langsung dipimpin Operator Satgas Pangan Polda Jateng Ditreskrimsus Kanit I Sub Fit I Kompol Edi Purnomo, Pengurus Puskopti Prov Jateng dan perwakilan Dinas Perdagangan Kota Salatiga serta Kabid Koperasi Dinas Koperasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Prov Jateng Ir. Agus Waryanto SIP, MM mengatakan, dalam operasi pasar di Salatiga menggandeng dua distributor.
"Untuk operasi pasar tahap pertama ini Salatiga menggandeng dua distributor dan mendapatkan kuota 20 ton kedelai. Dengan harga Rp 8.500 lebih murah dari harga pasaran yakni Rp 9.500," kata Agus Waryanto kepada wartawan.
Dengan adanya operasi pasar kedelai ini, diakuinya ada harapan besar harga tempe dan tahu di Jawa Tengah khususnya dapat kembali stabil. Selama penanaman kedelai lokal hingga panen tiga bulan kedepan, target harga kembali normal terwujudkan.
"Kita ada target 100 hari kerja pertama ditambah 200 hari kerja untuk mengetahui apakah target kita tercapai," pungkasnya.
- Kedaulatan Udara Dan Legacy Garuda, Sudut Pandang Penguasaan Langit Indonesia
- Retribusi Pasar Pemkab Batang Capai Rp4,5 Miliar Sepanjang 2023
- Pemkot Semarang Buka Peluang Investasi