Tradisi Apitan Demak: Paduan Syukur dan Budaya

Dinparta Kab Demak
Dinparta Kab Demak

Tradisi Apitan bukan hanya warisan leluhur masyarakat Demak, tapi juga paduan rasa syukur dan budaya. Tradisi ini merefleksikan rasa syukur masyarakat atas melimpahnya hasil bumi dan laut yang menjadi sumber kehidupan sebagian besar warga Kota Wali ini.  

Seperti yang digelar di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, pada Rabu (14/5) hingga Kamis (15/5), acara berlangsung dengan penuh semarak dan khidmat.  

Prosesi dimulai pada Rabu (14/5) dengan kegiatan Khatam Qur'an sebagai pembuka, dilanjutkan dengan ziarah makam leluhur desa. Puncak kegiatan hari pertama ditandai dengan kirab budaya, di mana masyarakat membawa hasil bumi sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta.  

Keesokan harinya, Kamis (15/5), rangkaian acara berlanjut dengan kegiatan doa bersama, pemberangkatan kirab hasil bumi menuju pantai, hingga prosesi pemberangkatan kapal dan tabur bunga di laut.

Prosesi tabur bunga dilakukan untuk mengenang jasa para leluhur desa yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, sekaligus ungkapan syukur atas hasil laut yang melimpah.  

Tidak hanya itu, pada malam harinya, masyarakat disuguhkan dengan pagelaran seni wayang kulit dan penampilan spesial dari pelawak Abah Kirun asal Jawa Timur, yang menambah kemeriahan suasana.  

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Demak, KH. Muhammad Badruddin, M.Pd., beserta jajaran stafnya.

Hadir pula pejabat dari Dinas Pariwisata Demak, termasuk Dian Yulaita selaku Ketua Tim Kelompok Kerja Substansi PPODTW, Ardhito Prabowo sebagai pejabat fungsional, serta Kepala Desa Purworejo, Rifqi Salaffudin, yang turut mendukung penuh pelaksanaan tradisi ini.  

Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Endah Cahya Rini, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa pelestarian tradisi seperti Apitan menjadi prioritas Pemkab Demak.

"Kehadiran Dinas Pariwisata di acara ini merupakan wujud nyata komitmen kami dalam mendukung pelestarian budaya leluhur. Tradisi seperti Apitan ini harus terus dijaga agar dapat dikenal dan diwariskan kepada generasi mendatang," ujarnya.  

Tradisi Apitan bukan sekadar ritual adat, tetapi juga menjadi momentum untuk merajut kebersamaan masyarakat sekaligus memperkuat identitas budaya Demak.

Keberlangsungannya dari tahun ke tahun menjadi bukti bahwa nilai-nilai tradisional masih memiliki tempat di tengah arus modernisasi.  

Acara ini tidak hanya menjadi kebanggaan warga lokal, tetapi juga daya tarik budaya yang dapat memperkuat sektor pariwisata di Demak.

Apitan di Purworejo menunjukkan bahwa tradisi leluhur tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang menjadi warisan yang penuh makna bagi generasi kini dan nanti.