Tradisi Leluhur Nyadran, Ketua DPRD Salatiga Usul Agar Diorganisir

Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit Saat Hadir Di Tengah Kegiatan Nyadran Di Wilayah Kelurahan Klumpit, Salatiga, Minggu (03/03). Foto: Erna Yunus B/RMOLJateng
Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit Saat Hadir Di Tengah Kegiatan Nyadran Di Wilayah Kelurahan Klumpit, Salatiga, Minggu (03/03). Foto: Erna Yunus B/RMOLJateng

Ketua DPRD Dance Ishak Palit mengusulkan agar tradisi Nyadran dapat diorganisir dan dibalut sebagai satu event yang dapat menjadi daya tarik wisatawan ke Salatiga.


"Memasuki puasa dengan menggelar Nyadran, menjadi sebuah tradisi yang sehingga kegiatan ini kalau boleh saya usul diorganisir," kata Dance ditengah kehadirannya dalam kegiatan nyadran di wilayah Salatiga, Minggu (03/03).

Menurut Dance, event Nyadran yang dilakukan secara besar-besaran sama dengan event Merti Desa. Sehingga, kegiatan Nyadran dapat dikemas dengan memperhatikan budaya setempat.

"Kearifan lokal inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Karena ini bagian dari kebudayaan, Nyadran ini patut dipertahankan dan dilestarikan," ungkap dia.

Sebelumnya, Dance mendapatkan undangan khusus menghadiri kegiatan Nyadran di RW 01, 02 dan 09 di Sidorejo Kidul, Salatiga.

Terpusat di Makam Klumpit, kegiatan Nyadran di tiga Rukun Warga (RW) ini dibalut dengan Resik Makam (bersih-bersih makam), Ziarah Kubur, Khotmil Qur'an, Tahlil Qubro serta doa bersama.

Suasana khusyuk terlihat jelas saat warga mendoakan leluhur/ kerabat/ famili atau keluarga yang telah meninggal dunia.

Nyadran merupakan kebudayaan Jawa yang mendoakan keluarga yang telah meninggal jelang Ramadan dan dilanjutkan dengan makan-makan bersama di area pemakaman. Selain tentunya Nyadran bersama ini untuk mempererat jalinan silahturahmi warga.

Menurut salah satu warga yang terlibat langsung dalam acara massal ini, warga antusias mengikuti Nyadran.

"Sejak pagi, warga memadati area jalan masuk dan sekitar pemakaman Pertiwi Suci," kata Yayuk, Minggu (03/03).

Tujuan utama, ujarnya, adalah berziarah dan mendoakan keluarga/ leluhur yang telah meninggal dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Klumpit.

Keunikan lain dari acara Nyadran ini adalah tersedianya sajian beranekaragam makanan yang dilanjutkan dengan disantap bersama-sama secara lesehan.

Sebelumnya, melalui perwakilan tokoh agama dan tokoh masyarakat warga diajak berdoa bersama. Lantunan ayat suci Al Qur'an pun dikumandangkan di acara tersebut.