Tutut Disiapkan Jadi Presiden, Habibie Yang Ketiban Pulung

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan salah satu orang dekat Soeharto yang tidak memiliki potensi ancaman bagi penguasa Orde Baru itu.


"Saya meneliti lama Sudarmono, Harmoko dan Habibie, ini mereka tidak punya potensi ancaman. Kalau punya langsung out, seperti Jenderal Sumitro, Ali Murtopo dan Beny Moerdani," kata pengamat politik militer Prof. Salim Said dalam peringatan HUT 82 tahun Habibie di Habibie Center, Kemang, Jakarta, Minggu (24/6).

Hubungan Soeharto dengan Habibie bahkan berlangsung istimewa. Habibie pun, kata dia, diproyeksikan sebagai wapres di akhir masa kepemimipinan Soeharto. Tetapi Soeharto tidak mempersiapkan Habibie menjadi presiden.

"Soeharto menjanjikan ke banyak orang untuk jadi wapres, akhirnya pilihannya jatuh ke Habibie," pungkasnya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Salim menyatakan pada akhir pemerintahan Soeharto, putri sulungnya Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut telah dipersiapkan sebagai presiden.

"Soeharto meragukan Habibie, ia mempersiapkan Tutut sebagai penggantinya," ungkap Said.

Sejumlah langkah dipersiapkan untuk Tutut. Pertama Tutut diangkat menjadi Menteri Sosial. Skenario lainnya rencana mengangkat Tutut menjadi ketua umum Golkar melalui Munas Golkar.

"Jadi waktu Soeharto ingin mundur dan pengikutnya bertanya siapa yang akan menggantikan? Langsung menunjuk ketua partai (Golkar)," bebernya.

Tetapi, katanya, skenario mempersiapkan Tutut menjadi presiden berubah ketika kondisi negara semakin darurat menjelang Reformasi.

Soeharto pun mengumumkan diri mundur sebagai presiden. Habibie yang kala itu wapres, kata Salim, didaulat menjadi presiden berdasarkan konstitusi dan persetujuan Soeharto. Habibie yang dikenal juga sebagai anak emas Soeharto menjabat presiden hanya selama kurang lebih 1,5 tahun.