Untuk menjawab keluhan masyarakat atas pelayanan air PDAM Tirta Moedal dan untuk mencari titik masalahnya, Komisi B DPRD Kota Semarang melakukan tinjauan ke sumber-sumber utama air baku.
- Nilai Investasi Kota Semarang Ditargetkan Rp24 Triliun
- BI Dorong Perbankan Biayai Industri Hijau
- Semen Gresik Salurkan Hewan Kurban Senilai Rp280 Juta untuk Masyarakat Rembang dan Blora
Baca Juga
Tinjauan dipimpin langsung Ketua DPRD Kadarlusman dan Ketua Komisi B Joko Susilo. Bersama jajaran PDAM, mereka melakukan tinjauan ke sumber air baku di Waduk Klambu Purwodadi.
"Dengan tinjauan langsung ini, kita jadi tahu persis. Masyarakat selama ini kan tidak tahu air bakunya darimana, perjalanan air baku sampai ke pengolahan dijalan seperti apa," ujar Kadar Lusman disela-sela tinjauan, Rabu (23/10/2019).
Dari hasil tinjauan lanjut politisi PDI Perjuangan ini, memang kendalanya air baku PDAM ini tidak bisa hanya mengandalkan satu sumber di Waduk Klambu ini saja untuk mencover keseluruhan masyarakat Kota Semarang.
"Makanya PDAM kedepan akan menggali sumber-sumber air baku yang lain, misalnya di wilayah Semarang Timur saat ini sedang dibangun embung, PDAM nanti akan mengambil dari situ," tambahnya.
Kendala yang lain, di musim kemarau panjang ini, air baku dari Waduk Klambu meski sudah dihitung mencukupi kebutuhan warga, namun sampai di Kudu Semarang sudah tidak utuh lagi.
"Karena dalam perjalanan ke Kudu, air juga diambil oleh para petani sehingga sampai ke Kudu agak sedikit terganggu," tambahnya.
Untuk mengantisipasinya, DPRD Kota Semarang dalam hal ini Komisi B akan mendorong PDAM untuk penyertaan modal lagi supaya PDAM bisa leluasa mengolah air baku menjadi air minum dan bisa dimanfaatkan oleh warga Kota Semarang.
"Karena ada sumber lagi yang akan diambil oleh PDAM, misal di Jatibarang, SPAM Semarang Barat, Jatisari yang sedang dibangun oleh pemerintah pusat, kemudian dari Boja, Pudakpayung, kita akan dorong anggarannya supaya kita bisa bantu PDAM," tambahnya.
Lebih lanjut Kadarlusman mengatakan, apapun air adalah kebutuhan pokok, jangan sampai upaya-upaya maksimal yang telah dilakukan PDAM ini tidak ada artinya dimata masyarakat.
Sementara itu Dirut PDAM Yudi Indarto mengatakan, meski debit air Waduk Klambu menurun namun bisa diandalkan untuk suplay air ke Kudu Semarang.
"Meski waduk Klambu ini masih bisa dijagakan, kita masih terus mencari sumber-sumber lain dan kita juga berupaya mengolah air tawar, air payao menjadi air minum," ujar Yudi.
Untuk tetap memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat lanjut Yudi, pihaknya tetap mensiagakan 8 tangki air bersih yang siaga sampai jam 10 malam dan akan ditambah dengan tangki sewaan.
"Kita sudah insruksikan dalam waktu sehari setelah ada permintaan, tangki air harus sudah sampai ke masyarakat," tandasnya.
Ngargono, LP2K Jawa Tengah yang turut tinjauan dilapangan mengatakan melihat kondisi air baku yang mengalami penurunan, yang paling bijaksana adalah bagaimana mendistribusikan air secara berkeadilan.
"Menurut saya bagaimana mendistribusikan air ini secara berkeadilan mengingat sumber-sumber air mengalami penurunan secara signifikan. Masyarakat juga harus diberi edukasi, meski sebagai pelanggan memiliki hak apalagi mau menerima penyesuaian tarif PDAM, tapi juga harus menyadari kondisi alam," ujarnya.
Masyarakat juga diminta harus memiliki rasa empati kepada konsumen yang lain yang dalam posisi benar-benar merah, masyarakat harus bisa melakukan penghematan air, masyarakat juga harus tahu dan berkontribusi sosial dalam penghematan air.
- Pekerja Industri Rokok di Purworejo Terima BLT Bagi Hasil Cukai Tembakau
- Pimpin HIPMI Solo, Wahyu Adi Wibowo Siap Jadi Mitra Strategis Pemkot
- Tebar Ribuan Benih Ikan, Cara Polres Kudus Ikut Jaga Ketahanan Pangan