Warga Tolak Pembangunan Kandang Sapi di Kawasan Perumahan BMP

Warga RW 05 dan 10 di perumahan Bukit Manyaran Permai (BMP) Kelurahan Sadeng, Gunungpati, dengan tegas menolak rencana pembangunan kandang sapi diwilayah tersebut.


Penolakan ditandai dengan pemasangan puluhan spanduk berisi penolakan pembangunan proyek kandang sapi. Konon, proyek pembangunan kandang sapi ini menelan anggaran APBD sebesar Rp 4,5 miliar.

“Yang kita sayangkan, dulu Pemkot janji akan membuat talud buat warga dengan anggaran Rp 1 miliar lebih. Tapi tidak dilakukan, malah membuat proyek kandang sapi sebesar Rp 4,5 miliar,” kata warga RW 5 BMP, Yulianto, Sabtu (10/9).

Meski baru perencanaan, namun Yulianto merasa kecewa dengan wacana pembangunan kandang sapi tersebut. Ia berharap Pemkot bisa memikirkan nasib warga di BMP yang rawan akan bencana longsor karena memang memiliki kontur tanah yang labil.

“Kalau menurut saya, warga dulu diperhatikan. Bukan malah membangun kandang sapi,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua RW 5 Kelurahan Sadeng, Budi Handoko menegaskan jika warga menolak adanya rencana pembangunan kandang sapi dikawasan tersebut. 

Penolakan, lanjutnya, tidak hanya dari warga RW 5 saja melainkan warga di RW 10 yang masuk dalam kawasan perumahan BMP juga turut menolak.

“Karena aksesnya pasti lewat perumahan. Sosialisasi saja belum ada, nggak bisa lah seenaknya,” tuturnya.

Lebih lanjut, warga mengetahui rencana pembangunan kandang sapi dengan pagu anggaran Rp 4,5 miliar ini dari website lpsesemarangkota.go.id. 

Dari laman tersebut, Budi mengatakan jika jadwal pelaksanaan proyek pun sudah jelas, termasuk dari dinas dan calon rekanan yang melakukan pengecekan lapangan.

“Ini kita buat surat resmi ke kelurahan, akan menghadap Pak Wali tapi di arahkan ke Kecamatan dulu. Tahu-tahu kok malah ada peninjauan dari dinas, tentu kami kecewa,” ungkapnya.

Budi mewakili warga dengn tegas menolak jika nantinya akses jalan di perumahan digunakan untuk pembangunan kandang sapi. 

Tak hanya itu, polusi udara berupa bau tidak sedap pasti akan dirasakan oleh warga. Padahal selama ini warga sudah terganggu dengan adanya bau tidak sedap dari sampah yang ada di TPA Jatibarang.

“Belum lagi tambah polusi bau dari kandang sapi, tentu amdalnya harus diperhatikan donk. Kasihan warga,” keluhnya.

Ia mengaku akan menyampaikan aksi penolakan ini ke Wali Kota Semarang, namun jika gagal maka pihaknya akan maju ke Gubernur Jawa Tengah.

"Infonya sapi ini dari Babankerep. Wong warga sana saja menolak, kok malah mau dipindah kesini, harapan saya para petinggi ini bisa mendengar keluhan kami,” pungkasnya.