- RSUD Kudus Kekurangan Nakes: Usulkan Rekrutmen CASN dan PPK Baru
- Gibran Tinjau Pelaksanaan Vaksin Booster Lansia
- Cepat Tanggulangi Anak Terdampak Covid-19, Pemprov Jateng Dapat Apresiasi Unicef
Baca Juga
Salah satu sudut Pecinan yang paling menarik saat ini adalah keberadaan pusat kuliner Waroeng Semawis.
Pusat kuliner itu terdiri dari stand tenda yang berjejer di sepanjang Gang Waroeng, diselenggarakan dan dikelola oleh paguyuban Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis).
Waroeng Semawis merupakan tempat kuliner yang buka khusus tiga malam hari di akhir pekan yaitu Jumat, Sabtu dan Minggu malam jam 18.00 sampai 22.00 WIB.
Waroeng Semawis mulai ada sejak tahun 2005, diawali studi banding ke pusat kuliner malam Kya-Kya di Kembang Jepun, Surabaya.
Saat ini di Waroeng Semawis terdapat 100 stand yang menjajakan berbagai macam jajanan dan makanan serta minuman baik tradisional Jawa, serta makanan khas Cina, dan makanan Asia lainnya.
"Ada makanan Nusantara, Chinese food, dan Korean food," ungkap Dewi Agustin, Manajer Pengelola Waroeng Semawis.
Dengan konsep warung tenda PKL (pedagang kaki lima), Waroeng Semawis menjadi daya magnet bagi warga Tionghoa di Semarang untuk mengunjungi area street food.
Bukan hanya warga Tionghoa saja yang berdatangan, namun juga warga berbagai lapisan dan berbagainm kalangan, serta berbagai suku.
Bahkan banyak juga pengunjung dari luar kota. Biasanya mereka ini adalah warga luar kota yang berkunjung ke famili di Semarang, lantas diajak jalan-jalan ke Waroeng Semawis.
Bahkan menurut Dewi, semakin banyak pengunjung dari luar negeri. Mereka adalah wisatawan yang sedang melancong ke Semarang, atau mahasiswa yang studi di Semarang. Ada pengunjung dari Jepang, Cina, Korea, Turki, Australia, dan lainnya.
Maka jadilah kabar keberadaan Waroeng Semawis menyebar dari mulut ke mulut, selain juga melalui media sosial (medsos).
Waroeng Semawis biasanya lebih ramai pada musim liburan perayaan tahun baru Imlek, liburan sekolah, atau saat ada perayaan-peraaan besar di Pecinan.
Aneka macam makanan yang dijual dimulai dari harga Rp20 ribuan. Untuk menjaga keberagaman macam makanan yang dijual oleh tiap stand, pengelola membatasi agar tidak terlalu banyak penjual yang menjual makanan yang sama.
"Untuk makanan yang sama, kita sediakan dua stand. Agar beragam,' ujar Dewi.
Melalui pengelolaan oleh manajemen yang profesional, Waroeng Semawis menjadi tempat kuliner yang aman dan nyaman, termasuk di area parkiran. Pun dari segi kebersihan, Badan Pengelola Waroeng Semawis menyediakan bak sampah yang cukup untuk menampung limbah bungkus makanan, maupun tenaga kebersihan yang setiap saat menyapu dan melakukan bersih-bersih kawasan kuliner ini.
- Pengamat Kesehatan: Sistem Bandara di Indonesia Masih Bisa Diperbaiki Untuk Mencegah Varian Baru Masuk
- Jateng Luncurkan Bus Vaksin Jangkau Remot Area
- Belum Capai Kekebalan Kelompok, Genjot Vaksinasi Lebih Keras