Waspada, Dana Terorisme Bisa Menyusup ke BPR

Masih maraknya aksi teroris membuat banyak pihak harus tetap meningkatkan kewaspadaan.


Terlebih modus terorisme di Indonesia mengalami pergeseran.

Niat individu melakukan aksi teror bisa muncul dari membaca buku, media sosial dan melihat tayangan youtube yang mengajarkan radikalisme," demikian diungkapkan, Direktur Amalia Consulting, Suharno, kepada media, Rabu, (20/10).

Dia mengungkapkan, kegiatan terorisme, pasti membutuhkan dana operasional. Sumber perolehan maupun saluran transaksi bisa dari manapun, tidak terkecuali Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dianggap sebagai perbankan lokal.

BPR dinilai berpotensi dijadikan sarana pendanaan terorisme.

BPR belum memiliki sarana dan regulasi secanggih bank umum sehingga ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk pencucian uang dan pendanaan terorisme. Untuk mencegah agar BPR tidak dimanfaatkan sebagai tempat pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kita beri edukasi pada pelaku BPR agar tetap waspada," kata Suharno, yang juga dosen prodi akuntansi Unisri Solo.

Sebagai konsultan keuangan, Amalia Consulting, sudah diminta beberapa BPR untuk memberikan strategi, kiat dan tips menjaga BPR agar tidak dijadikan ajang kegiatan yang berbau teroris tersebut.

Dijelaskan Suharno, penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) bukan sekedar menjalankan kewajiban OJK semata.

Namun upaya untuk menjaga agar reputasi dan kinerja perbankan terus tumbuh dan berkembang di tengah persaingan yang sangat kompetitif dewasa ini.

Kemarin kami menggelar workshop APU PPT, untuk PD BPR BKK Karagmalang, Sragen, besuk dengan Bank Karanganyar dilanjut BPR Artha Sari Sentosa Tawangsari, Sukoharjo," pungkasnya.