India akan memberikan longgaran aturan pembatasan sosial yang berfungsi untuk mengekang penyebaran virus corona baru.
- Dua Pekerja Indonesia di Taiwan Didenda Rp 139 Juta karena Tinggalkan Hotel Karantina Selama Satu Menit
- BRICS: Manfaat Dan Kelemahannya Bagi Indonesia
- Bantuan 300 Konsentrator Oksigen Dari India Tiba Di Tanjung Priok
Baca Juga
Kementerian Dalam Negeri pada Minggu (30/8) melaporkan, India akan membuka kembali jaringan kereta bawah tanah dan mengizinkan sejumlah kegiatan secara terbatas seperti olah raga dan keagamaan.
Pelonggaran tersebut, menurut Reuters akan mulai berlaku pada bulan depan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali ekonomi.
"Jaringan kereta bawah tanah, jalur kehidupan jutaan orang di ibukota New Delhi, akan dibuka kembali secara bertahap mulai 7 September," ujar kementerian.
"Asosiasi sosial, akademik, olahraga, dan keagamaan akan diizinkan dengan maksimal 100 orang mulai 21 September," sambungnya seraya mengatakan khusus untuk sekolah dan perguruan tinggi akan tetap ditutup hingga akhir September.
Meski begitu, pemerintah mengumumkan, di semua zona penahanan atau area dengan penyebaran virus corona paling parah, aturan pembatasan yang ketat masih diberlakukan. Pada Sabtu (29/8), India melaporkan 76.472 kasus baru Covid-19, lebih rendah dari jumlah beberapa hari sebelumnya namun masih menunjukkan penyebaran infeksi yang parah.
Totalnya, India sudah melaporkan 3.46 juta kasus Covid-19 atau tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil. Pada hari yang sama, India juga melaporkan 1.021 kematian akibat virus sehingga totalnya menjadi 62.550,
Pada Jumat (28/8), anggota parlemen H. Vasanthakumar dari Kongres partai oposisi utama negara menjadi tokoh terkenal terbaru yang meninggal karena Covid-19 di India/ "Berita tentang anggota parlemen Kanyakumari, Shri H Vasanthakumar yang meninggal sebelum waktunya karena Covid-19 telah mengejutkan," kata Rahul Gandhi, seorang anggota terkemuka partai Kongres.
- Afrika Selatan Semakin Kacau, Massa Mulai Jarah Apotek
- Thailand Gelontorkan Rp 10 Triliun untuk Subsidi Untuk Biaya Pendidikan
- Paris AIAS: Puncak Ganasnya Perang Teknologi AI Di Tingkat Global