Sebanyak 919 calon jemaah haji (Calhaj) asal Kabupaten Sukoharjo berpamitan dengan Bupati, Etik Suryani dan Wakil Bupati Agus Santosa di Pendopo Graha Satya Praja Setda Pemkab Sukoharjo, Selasa (6/6/2023).
- Sidak Proyek GOR, Taman Budaya dan Gedung Parkir, Bupati Sukoharjo Geram Jumlah Pekerja Minim
- BAZNAS Jateng : BAZNAS Terkadang Berjalan Sendiri Tidak Menggandeng Pemda
- Dua Sumur Ditutup, Pendapatan Pajak ABT Pemkab Batang Baru 59 Persen
Baca Juga
Menjadi tradisi, calhaj Sukoharjo mendapat bekal paket lauk pauk dan jas jaket warna merah, bertujuan agar mudah dikenali dan sebagai identitas calhaj Sukoharjo.
“Jaket merah ini fungsinya luar biasa, untuk identitas orang Sukoharjo. Disana mayoritas putih jadi mudah dikenali.” ucap Bupati.
Untuk Paket lauk tersebut yakni berisi sambel pecel, srundeng, kripik kentang atau klengkam.
“Nanti di Armina lauk sangat berguna sekali. Nanti banyak yang kangen masakan dari rumah,” kata Bupati.
Bupati berharap jemaah haji Sukoharjo dapat menjalan semua sunah, wajib dan rukun haji dengan lancar dan selalu dalam kondisi sehat sehingga bisa kembali pulang sebagai haji mabrur.
“Pesan saya mudah-mudahan calon jamaah haji asal Sukoharjo dari berangkat sampai pulang bisa berjalan lancar, kembali ke Indonesia dalam keadaan sehat dan membawa predikat haji yang mabrur,” harap Bupati.
Sementara itu, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo, Dulrahman menyampaikan, 919 CJH Sukoharjo terbagi dalam tiga kelompok terbang (kloter), yakni kloter 66, 67, dan kloter 68, dijadwalkan berangkat pada 12 Juni.
“Dari 919 calon jemaah haji tersebut terdiri dari 882 orang kuota reguler, 26 orang kuota 2022 yang tertunda keberangkatannya, dan 14 orang mutasi dari luar daerah,” ujarnya.
Untuk calon jemaah haji tertua dari Sukoharjo sendiri tercatat atas nama Sadimun Kromo Pawito berusia 94 tahun 5 bulan dari Kecamatan Bendosari.
Untuk calon jemaah haji termuda atas nama Muhammad Mirza Mumtaz Alfabaid berusia 19 tahun 1 bulan dari Kecamatan Grogol.
“Saya pelimpahan dari Bapak, sekitar tahun 2020 akhir. Bapak meninggal karena sakit lalu digantikan saya,” beber Muhammad Mirza Mumtaz Alfabaid.
- Polresta Solo Siap Jadi Mediator Konflik Internal Keraton
- Pekalongan Bersiap untuk Pilkada 2024, KPU Buka Pendaftaran Lembaga Pemantau
- 150 Lansia Di Purbalingga Terima Bansos