Anggota BMT Dinar Mulia Kesulitan Tarik Dana, Gelar Aksi Di Karanganyar

Nasabah Datangi Kantor BMT Dinar Mulia Karanganyar Pertanyakan Pencaira Dana Miliknya. Istimewa
Nasabah Datangi Kantor BMT Dinar Mulia Karanganyar Pertanyakan Pencaira Dana Miliknya. Istimewa

Karanganyar - Puluhan anggota Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Dinar Mulia Karanganyar menggelar aksi demonstrasi di kantor koperasi yang berlokasi di Kelurahan Cangakan, Kecamatan Karanganyar, Senin (5/5).


Mereka menuntut kejelasan pencairan dana simpanan yang sudah berbulan-bulan tak kunjung bisa ditarik.

Massa datang dengan membawa sejumlah poster berisi tuntutan dan keluhan terhadap pengurus BMT. Beberapa peserta bahkan sempat memasuki kantor sambil menyerukan nama pemilik koperasi, namun kantor tampak kosong dan tidak ada perwakilan manajemen yang hadir.

Saifudin, salah satu anggota BMT yang ikut dalam aksi, mengatakan bahwa tuntutan ini merupakan suara ribuan anggota yang mengalami hal serupa. 

Ia menyebutkan, sekitar 8.000 anggota kesulitan menarik dana simpanan mereka, meski total simpanan berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2023 tercatat mencapai Rp32 miliar.

“Dijanjikan ditahan dua tahun, tapi tidak ada kejelasan hukum. Tidak ada sertifikat atau transparansi dana. Kami tidak tahu uang anggota itu digunakan untuk apa,” ujarnya kepada wartawan.

Menurut Saifudin, permasalahan mulai muncul sejak tahun 2024, saat koperasi tidak lagi menggelar RAT. Setiap kali anggota meminta kejelasan, pihak pengurus justru mengarahkan mereka ke pengacara yang dinilai tidak memberikan solusi.

“Seharusnya Maret sudah RAT, tapi justru dibendung oleh pengacara. Bukan menyelesaikan, malah menakut-nakuti anggota,” tambahnya.

Karena tak mendapat titik terang, sejumlah anggota telah menempuh jalur hukum dengan melaporkan pemilik BMT ke kepolisian pada Desember 2024 lalu.

“Hingga sekarang, ketua pengurus belum pernah sekalipun menemui anggota. Tidak ada niat baik untuk menyelesaikan masalah ini,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Sumarmi, anggota lainnya. Ia mulai mengalami kesulitan menarik dana sejak September 2024.  

Dana tersebut rencananya untuk biaya sekolah anaknya yang masuk SMK. Ia menabung hasil menyisihkan gaji suaminya. Total simpanannya mencapai Rp111 juta, terdiri dari tabungan Rp11 juta dan deposito Rp100 juta. 

"Semoga cepat cair," harapnya.