Assalamualaikum Prof Yos, Jos Johan Utama

Universitas Diponegero Semarang mencatatkan sejumlah geliat di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Jos Johan Utama. Rektor Undip yang menjabat periode 2015-2019, 24 April silam dilantik untuk periode kedua, yakni 2019-2024. Mantan dekan FH Undip ini memang piawai menjadi punggawa di Universitas yang bermarkas di Semarang. Lelaki kalem, suami dari  Hj Asih Budiastuti SH, CN ini tangkas memerankan posisi yang pas sebagai orang nonor satu sejumlah jurus-jurusnya yang adem.


Pertama dengan personifikasinya yang tidak kontroversial, Jos sukses mengkonsolidir Undip dengan gebrakan-gebrakannya di tahun tahun awal kepemimpinannya. Langkah mulus yang diraih sebagai nahkoda Universitas berpopupulasi sekitar 53 ribu mahasiswa ini adalah melakukan konsolidasi total. Naik tampuk menggantikan Prof Dr M Nasir, sekarang menjadi Menristek Dikti, Jos seperti paham benar apa yang harus dilakukan.

Mencermati beberapa kebijakan di era awal, dia rangkul semua potensi strategis yang dapat memberikan legitimasi pada kepemimpinan awal. Upaya itu seperti sinergi dengan sejawat di Fakultas Hukum tempat Jos, berkarib dengan senior dan juga sejawatnya, seperti Prof Dr Arief Hidayat dan Prof Dr R Benny Riyanto, SH, MH, CN. Tiga sosok ini, ditambah satu lagi Bonna Ventura Sulistiyono merupakan figur empat sekawan yang nyaris tidak pernah berkelindan konflik.

Naiknya Jos yang mendapatkan momentum sakti, karena Prof M Nasir ditunjuk menjadi Menristek Dikti tak luput dari saling sokong empat sekawan ini. Keempatnya memang merupakan pendekar pendekar yang menjadi motor dalam berkarib, dan menjalani aktivitas sejak masih masih mahasiwa. Arief Hidyat lebih dulu sukses di lingkungan Fakultas Hukum, hingga menjadi Dekan di almamaternya FH Undip sendiri.

Prof Arief sebenarnya punya peluang besar menjadi rektor ketika Prof Dr Soedarto P Hadi lengser keprabon. Pakar Lingkungan Hidup yang bersaja ini menjadi rektor satu periode saja karena berikutnua tidak bisa maju lagi lantar terganjal usia.

Naiklah figur alternatif  M Nasir yang ketika itu menjadi Dekan FE Undip. Nasib baik, Nasir yang berlatar belakang nahdliyin disokong PKB untuk menjadi Menteri Ristek Dikti. Terpilih menjadi rektor, namun Nasir belum sempat dilantik. Momentum inilah menjadi pintu masuk Jos yang waktu itu menjadi Dekan Fakultas Hukum untuk melirik posisi yang ditingglkan Prof Nasir.

Tentu semua melalui mekanisme formal dan jenjang perjuangan normatifnya berjalan. Dan itu menjadi ujian awal bagi seorang Jos Yohan Handoko. Dan, Yos sendiri sadar tidak mungkin berjuang sendiri, karena kolega kolega sejak mahasiswa menjadi bagian dari barisan pengusung.

Kawan sekarib yang ikut berjuang di sini, adalah empat sekawan, Arief, Benny, dan Bonna. Benny yang sekarang menjadi pejabat esselon I di Kemenkumham termasuk aktif membantu Jos. Aktif dalam arti mendukung koleganya untuk bisa menjadi nahkoda Undip.

Hasilnya mulus, Jos terpilih secara mutlak menjadi menjadi rektor Undip periode menggantikan Prof Darto. Dan tak lama juga posisi yang ditinggalkan Jos, Dekan FH kemudian digantikan Prof Benny.

Babak lanjut setelah sukses melakukan konsolidasi Jos mulai tancap gas dengan sukses Undip menjadi PTN BH. Kiprahnya makin leluasa, apalagi jalinan sinergi dengan jajaran Kementerian yang notabene dijabat seniornya, Prof Dr M Nasir dalam suasana bulan madu terus. Undip benar benar mendapatkan momentum emas di era kepempimpinan Prof Nasir.

Sudah pasti relasi strategis ini, bukan merupakan hal yang salah, apalagi illegal, tetapi hubungan kebatinan yang didasari ketulusan menjadi pondasi yang bagi orang lain sulit mendapatkan. Bahasa spiritualnya bisa jadi inilah yang namanya rezeki anak soleh. Asal tahu kharakter dan personality Jos dalam urusan komunikasi memang terbilang hangat.

Dua sukses itulah menghantarkan konsolidasi yang tuntas di lingkugp internal, meski beberapa rumor tak sedap sempat beredar persisnya ketika menjadi Dekan FH, namun hal itu tidak terlalu menjadi persoalan. Fakta Jos eksis memimpin Undip, sukses meraih PTNBH.

Hanya Jos juga rektor Undip pasca reformasi yang juga berkesempatan memimpin forum rektor. Dia memimpin persis ketika momentum nasional sedang menjalani hajad demokrasi nasional.  Kontribusi Jos tercatata juga di sini. Prestasi ini juga yang membuat semua tokoh Undip seperti aklamasi untuk tidak berani menantang.

Pada periode kedua lalu, meski dipendaftaran diundur untuk ada calon baru muncul, tetapi saja nihil. Artinnya Jos maju menjadi calon tunggal. Dalam konteks demokrasi ini memang memprihatinkan, karena kontestasi yang sehat memerlukan kompetisis juga, agar publik mendapatkan perspektif lain dari wacana untuk mengembangkan Undip.

Tetapi harapan itu tidak muncul. Jos sampai akhir menjadi calon tunggal. Sukses ini memang dirasakan sekali, sosok Jos memang begitu membumi. Apalagi dalam menata dan mengkonsolidir Yayasan Alumni Undip, yang menjadi bapak kandung USM (Universitas Semarang) dia mendapat restu dari senior senior lain, seperti Prof Muladi, dan Prof Abdullah Kelib.

Dengan konstelasi seperti itu, susah bagi siapa pun mengadu nasib untuk menyaingi Yos dalam mendapatkan kursi rektor untuk periode kedua. Semoga saja dengan kekuatan penuh Yos dapat mengkapitalisasi untuk perekmbangan Undip ke depan. Artinya tidak perlu ada kekhawatiran selingkuh momentum ini menjadi strategi untuk membidik jabatan lain yang lebih tinggi.

Sinyalemen memang muncul, seperti agenda Forum Alumni FIB menyelenggarakan Seminar Nasional Manusia dan Politik Kebudayaan dengan Keynote Speaaker Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani menjadi manifestasi mengakselerasi jejaring di tingkat nasional. Tudingan ini tentu terlalu prematur, namun sah saja menjadi sebuah ikhtiar, sejauh tidak mengorban institusi Undip sendiri.

Atau yang saya sampaikan lebih merupakan harapan dan doa. Di sini lain, saya lebih banyak ke khuzudhonnya. Artinya untuk pribadi sekelas Jos rasanya jauh agenda itu terbersit di benaknya. Yang berikut, tidaklah hubungan manis antara Rektor Undip dengan sang patron, yakni Menristekdikti akan menjadi terciderai jika benar agenda ini muncul. Hanya Allah, waktu, Yos sendiri yang tahu.

Informasi yang muncul, memang sejumlah tokoh Undip berharap agenda agenda strategis seperti menghadirkan Puan tidak menjadi langkah kuda untuk membangun ruang bagi kariernya di kancah nasional, seperti Menteri misalnya. Ya semua wallahu alam, atau terkait dengan dinamika ini mungkin empat sekawan bisa lebih paham dan mengawal langkah Jos. Meski kabar miring, konon mereka berempat sudah tidak seiring dulu lagi, alias pecah kongsi. Jarang sekali acara acara resmi kampus, empat sekawan ini tampak bersama lagi.

Jayanto Arus Adi

Pemimpin Umum RMOL Jateng - Pokja Hukum Dewan Pers Indonesia