Banjir bandang yang melanda wilayah barat daya dan barat laut China telah menewaskan belasan orang dan membahayakan ribuan orang lainnya pada Sabtu (16/7).
- Pengamat Hubungan Internasional Nilai Peristiswa Bom Bunuh Diri Sarat Pesan
- India Fokus Isu Terorisme hingga Keamanan Maritim
- Pemerintah Australia Sebut Novak Djokovic Punya Catatan Sejarah Langgar Prokes
Baca Juga
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, di provinsi barat daya Sichuan, terdapat enam orang tewas dan 12 lainnya dinyatakan hilang setelah terjadinya hujan deras yang memicu banjir bandang.
"Sekitar 1.300 orang telah dievakuasi pada Sabtu," ujar pihak berwenang seperti dilaporkan CGTN pada Minggu (17/7).
Sementara itu, di kota Longnan di Provinsi barat laut Gansu, enam kematian lainnya dilaporkan dan 3.000 orang telah dievakuasi.
Badan cuaca melaporkan bahwa curah hujan dalam satu setengah hari di daerah bencana sebanyak 98,9 milimeter (3,9 inci). Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dari rerata bulan Juli.
Hujan turun di tengah gelombang panas di beberapa bagian negara itu termasuk provinsi Zhejiang timur dan kota Shanghai, dengan suhu melonjak hingga 42 derajat Celcius pekan lalu.
Banjir menambah kesengsaraan ekonomi yang sebagian disebabkan oleh kebijakan nol covid yang membatasi perjalanan dan mengganggu rantai pasokan.
- Tak Hanya Indonesia, Selama 4 Minggu Dunia Menghadapi Kenaikan Kasus Covid-19
- YouTuber Korea Utara Jin Hui Yang Sempat Diblokir Muncul Kembali Dalam Dua Video Terbaru
- Pesan Paus Fransiskus : Jangan Menyakiti Tuhan dengan Meremehkan Orang Miskin