Banyak Jukir Keberatan Gunakan Parkir Elektronik di Kota Semarang

Penerapan parkir tepi jalan dengan sistem elektronik rencananya akan segera dilakukan uji coba oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang.


Sosialisasi dan pelatihan terhadap juru parkir (jukir) tepi jalan yang ada di Kota Semarang pun telah dilakukan oleh Dishub. 

Dalam pelatihan, jukir diminta untuk mengunduh aplikasi parkir yang akan digunakan untuk menarik retribusi parkir nantinya. Setelah itu para jukir akan diberikan email dan password yang akan digunakan untuk mengakses aplikasi.

Meksi hal tersebut disampaikan oleh petugas Dishub secara detail, namun tidak sedikit jukir yang merasa keberatan menggunakan aplikasi parkir elektronik ini.

Ahmad Mustaqim salah satunya. Jukir di MT Haryono ini mengaku cukup mengerti saat diajarkan langsung oleh petugas Dishub, namun dirinya tidak yakin saat dilapangan apakah bisa mengaplikasikannya sendiri atau tidak.

"Kalau latihan disini kan tempatnya nyaman dan santai tidak dilapangan ya bisa tapi kalau nanti di lapangan kayaknya sulit," kata Ahmad kepada RMOLJateng, Rabu (26/1) sore.

Ahmad menyebut saat berada dilapangan yang lokasinya terbuka dan dipinggir jalan tentu saja banyak halangan jika harus terus memegang smartphone. 

Misalnya saja saat hujan tiba. Ahmad harus memegang payung, menggunakan smartphone untuk menunjukkan QRIS pembayaran parkir dan harus memberikan aba-aba parkir dalam waktu yang hampir bersamaan. Dia menilai akan merasa kesulitan jika harus menggunakan parkir elektronik.

"Kita semua dituntut untuk melaksanakannya tapi hasilnya nanti gimana ya nanti dilihat saja. Kita harus mengikuti program pemerintah ini kalau tidak ikut nanti bisa diganti jukir lain yang mau ga mau ikut aturan," terangnya.

Senada, Agus Wibakso yang sudah sejak tahun 1985 menjadi juru parkir mengakui program yang dimiliki Pemkot Semarang memang bagus, namun didirinya menyangsikan kemampuannya untuk bisa lihai menggunakan smartphone saat di jalanan nanti.

"Program ini bagus ya untuk pemerintah tapi kami yang sudah tua begini kesulitan apalagi kalau di jalan raya ribet. Ini kan kami masih latihan lha kalau sambil di jalan markirin belum lancar menggunakan aplikasinya terus yang parkir lari kan jadi rugi," keluhnya.

Agus mengaku memang baru saja menggunakan smartphone karena keperluan untuk menggunakan parkir elektronik ini. Dirinya meminta agar Dishub nantinya bisa mendampingi para jukir saat di lapangan.

"Saya pengennya kembali seperti kayak dulu lagi tapi ya ini di coba dulu," jelasnya.

Agus yang menjadi jukir di sekitar Jalan MT Haryono hanya bekerja dari pagi hingga pukul 17.00, karena saat malam hari, menurutnya sudah ada jukir lain yang bergantian menggunakan lokasi parkir tersebut. 

Ia berharap dengan menggunakan aplikasi ini, pendapatannya tidak akan turun, karena belum lancarnya Agus dalam menggunakan smartphone.

"Saya biasanya pulang bawa uang Rp 70-100 ribu, ya mudah-mudahan tetap bisa lancar pendapatannya," pungkasnya.