Aksi cium tangan yang dilakukan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan sebuah kode.
- DPRD Jawa Tengah 2019-2024: Refleksi Dan Harapan
- Panwascam di Kudus Cermat Awasi Kerawanan dan Kecurangan Pilkada
- Kasdim 0714 Salatiga: Waspadai Kelompok Radikal
Baca Juga
Gatot memberikan kode kepada para elit politik di negeri ini bahwa dia adalah orang yang berada dipihak SBY. Dengan kata lain, dalam pilpres nanti dia akan menurut pada perintah SBY.
Iya, itu ngasih kode komunikasi politik, ‘saya nurut SBY’," ujar pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/6).
Kode dari Gatot itu diyakini turut mengundang bahaya bagi pencapresannya di Pilpres 2019. Sebab, dia seolah menutup pintu untuk didukung poros Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Namun demikian, Hendri Satrio menyebut bahwa peluang Gatot didukung poros Mega dan Prabowo masih ada. Salah satunya, dia menyarankan agar Gatot melakukan hal yang sama ke SBY, kepada Mega dan Prabowo.
"Kalau sampai cium tangan keren itu usahanya. Asal yang punya tangan mau dicium," tukasnya.
- Berlatar Jaksa, Bacagub Eko Suwarni Komitmen Wujudkan Jateng Tanpa Korupsi
- Ditanya Soal Pilpres, Anies: Presiden Saja Yang Jawab
- Ikuti Debat Cawapres, Gibran Kembali Ajukan Cuti