DPRD Kota Semarang meminta BLU UPTD Trans Semarang melakukan promosi atas beroperasinya Feeder 3 dengan rute Terminal Banyumanik - Terminal Penggaron. Promosi ini dilakukan agar Feeder 3 bisa diketahui oleh masyarakat dan bisa dimanfaatkan dengan baik.
- Hendrar Prihadi Laporkan Program Prioritas LKPP kepada Jokowi
- Moeldoko Komitmen Beri Dukungan Penuh Program Pemajuan HAM di Indonesia
- Pemkot Semarang Terus Genjot Tracing Agar Bisa Turun Level
Baca Juga
Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Rukiyanto mencontohkan untuk promosi yang bisa dilakukan misalnya saja dengan menggunakan pengeras suara yang di pasang di armada feeder 3 saat melintasi rutenya.
Rukiyanto menyebut dengan diluncurkannya Feeder 3 bisa membantu masyarakat Kota Semarang yang tinggal didaerah yang memang tidak pernah dilintasi angkutan umum. Terlebih, dirinya menyebut jika armada feeder 3 terbilang nyaman dan bagus.
"Tadi, komisi C melihat dan msraaakan operasional feeder III. Trayeknya bagus dan ramai. Semiga bisa dirasakan msyarakat. Kami harap Trans Semarang bisa berbenah terkait promosinya," jelas Rukiyanto usai meninjau operasional feeder 3, Selasa (1/3).
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono menambahkan, diluncurkannya feeder 3 ini menjadi angin sehat bagi masyarakat, pasalnya rute yang dilewati feeder 3 memang terbilang padat dilewati masyarakat.
Dengan hadirnya feeder 3 diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan angkutan umum yang bisa mengurangi kemacetan dan tingkat kecelakan do kawasan tersebut.
Suharsono pun juga meminta kepada Trans Semarang untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan bisa dimulai dari lingkungan Kelurahan. Selain itu, tambah Suharsono, sosialisasi juga bisa dilakukan dengan masuk ke sekolah-sekolah dan pasar yang memang jalurnya dilalui feeder 3.
"Ini harus digencarkan supaya feeder beroperasi maksimal. Kami harap tidak seperti di tempat lainnya beberapa feeder yang sudah berjalan ternyata tingkat keminatan masyarakat kurang optimal. Kami minta dikaji lagi bagaimana agar bisa optimal," bebernya.
Lebih lanjut, untuk rambu pemberhentian armada feeder juga sudah terpasang dititik-titik tertentu dengan jarak 300-400 meter antar rambunya. Bamun, pihaknya tetap mendorong untuk menambah sarana prasarana seperti halte untuk penumpang menunggu armada.
"Karena itu bentuk feeder tidak perlu halte portabel, tapi ke depannya selain rambu-rambu perlu ada tempat pemberhentian semacam halte di titik-titik yang ramai," pungkasnya.
- Sido Muncul Setujui Bagikan Dividen Rp1,14 triliun dalam RUPST 2022
- Maximus Tipagau Dampingi Mendagri Tandatangani Prasasti dengan Pemprov Sumbar
- Wali Kota Salatiga Ingatkan Jajarannya Soal Fungsi APIP