Dinas Damkar Sosialisasikan Pencegahan Kebakaran untuk Penyandang Disabilitas

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang mengadakan sosialisasi dalam pencegahan kebakaran kepada para penyandang disabilitas yang tergabung dalam Lembaga Inklusif Kota Semarang (Linkk Semar).


Kegiatan itu terangkum dalam Focus Grup Discussion (FGD) Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Lingkungan Masyarakat yang digelar bersama DPRD Kota Semarang.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Dinas Damkar Kota Semarang, Daniel Sandanafu mengatakan hingga saat ini sosialisasi pencegahan kebakaran bagi penyandang difabel di Indonesia terbilang masih sangat jarang dilakukan.

"Jadi memang ini pertama kalinya malah untuk Kota Semarang. Temen-temen difabel juga harus dibekali kemampuan atau insting untuk mencegah terjadinya kebakaran atau menyelamatkan diri jika terjadi kebakaran," kata Daniel, Kamis (13/7).

Daniel menjelaskan untuk penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan bergerak seperti tunanetra dan tunadaksa, harus bisa memberikan sinyal atau tanda, seperti teriakan ketika mengetahui terjadi kebakaran.

Ia menyebut dengan semakin cepat tanda yang ditunjukan maka kemungkinan untuk terjadinya kebakaran untuk dicegah bisa semakin besar. Terlebih jika kejadian masih dibawah tiga menit dari api pertama kali muncul.

"Daya jalar api untuk membakar benda-benda di sekitarnya itu sekitar 3-10 menit. Di atas 10 menit, suhu ruangan itu sudah 600 derajat Celcius, itu situasi yang sangat mematikan," paparnya.

Peserta penyandang disabilitas juga bis a melakukan praktik pemadaman api menggunakan tangan, alat tradisional, seperti karung goni, hingga APAR (alat pemadam api ringan).

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Dyah Ratna Harimurti mengatakan jika selama ini memang belum banyak penyandang disabilitas yang memiliki pemahaman tentang pencegahan kebakaran, padahal hal ini dinilai sangat penting.

"Temen-temen disabilitas juga butuh diberiakn pengetahuan tentang pemadaman api karena sehari-hari mereka berkenaan dengan (aktivitas rumah tangga) yang berhubungan dengan api," kata Detty, sapaan akrabnya.

Oleh sebab itu, Komisi D DPRD Kota Semarang menggelar sosialisasi tersebut untuk memberikan bekal sehingga ketika penyandang difabel menghadapi situasi yang sama bisa mengatasinya, mencegah kebakaran, dan menyelamatkan diri.

"Tadi cukup bagus yang disampaikan pencegahan dan penanggulangan kebakaran untuk disabilitas memang baru yang pertama ini. Minimal mereka tahu teknik dalam memadamkan api ringan," tuturnya.

Senada, Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Supriyadi juga mengingatkan masyarakat, terutama penyandang disabilitas tidak perlu panik jika mengetahui terjadinya kebakaran jika sudah mengetahui tekniknya.

Sementara itu, Ketua Linkk Semar, Fitri Maryunani mengapresiasi pelatihan pencegahan kebakaran bagi penyandang difabel, sebab kemampuan itu dibutuhkan bagi setiap orang untuk pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran.

"Ini yang pertama tingkat kota. Memang ada yang (sosialisasi) tingkat RT, RW, tapi pemahamannya kan kurang, tidak bisa praktik seperti hari ini. Di sosialisasi ini, temen-temen dilibatkan maksimal," kata Fita, sapaan akrabnya.

Ia berharap kegiatan itu ditindaklanjuti sehingga bisa menyentuh seluruh difabel di Kota Semarang, khususnya yang sudah berumah tangga yang kesehariannya kegiatan mereka berkutat dengan api.