Diundang BPIP, Walikota Semarang Bagikan Pengalaman Tangani Stunting

Keberhasilan Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajarannya dalam menangani kasus stunting menarik perhatian BPIP atau Badan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk mengundangnya sebagai salah satu pembicara pada kegiatan “Kick Off Meeting Pancasila Dalam Tindakan”, Kamis (16/2) di Jakarta.


Dalam kegiatan yang mengangkat tema “Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual Pada Anak Dan Perempuan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Serta Mengantisipasi Bencana”, Ita sapaan akrab wali kota membagikan pengalamannya selama menangani stunting di ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Dirinya dinilai berhasil membawa Kota Semarang menjadi salah satu daerah dengan angka penurunan stunting terbaik di Indonesia.

“Mengutip dari buku resep masakan Ibu Megawati, bahwa masakan-masakan untuk mengatasi stunting itu mudah, murah, juga bisa disantap oleh semua keluarga. Buktinya apa kami mengimplementasikan ini, dua bulan kami intervensi (memberi makanan dari resep tersebut) dari 79 anak yang setiap hari di masakan menu-menu ini bisa turun sampai anak-anaknya ini yang turun adalah sekitar 20 orang. Kemudian ibu-ibu yang sakit atau yang tadi kekurangan energi kronis dan sebagainya ini bisa ada dari 12 orang ini bisa turun menjadi yang bebas sakit ini menjadi 6 orang,” papar Ita, di Gedung Tribata, Jakarta Selatan.

Ita juga berpendapat bahwa sebagai pimpinan daerah pihaknya tidak boleh jarkoni alias ngajari iso tapi ora iso nglakoni (bisa memerintah bisa menginstruksikan tapi tidak bisa mempraktikkan). Karena itu pihaknya rutin menggelar program Dahsyat (Dapur Sehat Atasi Stunting) di kecamatan-kecamatan untuk mendemonstrasikan memasak makanan menu-menu penanganan stunting dengan bahan-bahan lokal yang mudah didapatkan masyarakat. Di samping itu, Ita juga terus mendorong program dan inovasi lain yang mendukung seperti Kebun Gizi, Pelayanan Kesehatan Balita Gizi Buruk, hingga intervensi promotif pada ibu hamil.

“Insya Allah minggu depan kami juga akan melaunching Rumah Pelita (rumah penanganan stunting lintas sektor bagi baduta) Jadi kami buat semacam rumah penitipan atau daycare. Di situ nanti ada juru masaknya dan juga psikolog yang akan memeriksa bagaimana kondisi motorik serta IQ anak-anak stunting. Karena pasti anak stunting ini mempunyai kekurangan-kekurangan yang harus diobati. Sasarannya adalah anak-anak stunting dan orang tuanya tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan anaknya (karena sibuk berkerja misalnya),” terang Ita.

Sementara itu, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, mengungkapkan ada tuga tujuan utama dari kegiatan ini. Yang pertama untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila. Yang kedua untuk menggugah, menggali, dan menyebarkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting, kekerasan seksual pada anak dan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga serta mengantisipasi bencana. Yang ketiga untuk merumuskan langkah-langkah pencegahannya.

“Hal ini tentunya bagian dari tanggungjawab semua pihak, untuk berupaya merealisasikannya, sesuai dengan tugas dan fungsi kelembagaan masing-masing, dengan tetap mendorong kerja-kerja gotong royong antar kelembagaan, sehingga semangat aktualisasi nilai-nilai Pancasila terjaga kehadirannya di semua bidang pembangunan nasional, terutama bidang-bidang prioritas yang mendorong terwujudnya pembangunan Sumberdaya Daya Manusia (SDM) Unggul,” tutur Yudian.

Kick Off Meeting Pancasila Dalam Tindakan adalah kegiatan hasil kolaborasi antara BPIP, BKKBN, KemenPPPA, Kementerian PANRB, dan BRIN. Kegiatan kolaborasi ini dilaksanakan secara luring dan daring dan juga dihadiri Menteri dan Lembaga yang terlibat serta Kepala Daerah yang berhasil menangani stunting di Daerahnya. Harapannya, hal ini akan mendukung penekanan angka stunting dengan baik dan berdampak positif pada masyarakat sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.