DPRD Kota Semarang Apresiasi Kinerja Unit Layanan Pengadaan Lakukan Efisiensi

DPRD Kota Semarang mengapresiasi kinerja dari unit layanan pengadaan (ULP) pemkot karena mampu melakukan efisiensi sebesar Rp60 miliar. Efisiensi ini mampu dihemat dalam proses lelang.


Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono berharap, efisiensi tersebut bisa terus dilakukan. Selain itu ia meminta agar ULP bisa memilih rekanan yang memiliki kualitas yang bagus serta memiliki sistem keuangan yang sehat.

"Harapan kami, rekanan ULP ini harus punya kualitas, karena sempat ada temuan kontraktor yang tidak mampu dalam segi keuangan. Ini tentu dampaknya ke masyarakat," kata Suharsono, Kamis (13/10).

Misalnya saja pada proyek pembangunan Jembatan Kaca Tinjomoyo sempat terhenti karena pajak kontraktor tidak bisa menyelesaikan kontrak. Meski pada tahun 2022 ini pembangunan Jembatan Kaca kembali dilanjutkan dengan rekanan kontraktor yang baru.

"Jadi saat kontraktor ikut lelang, paling tidak ada syarat yang minimal adalah mampu dari segi keuangan, punya kualitas yang baik, atau minimal punya kantor," jelasnya.

Dari 152 proyek yang dijadwalkan lelang dan dilakukan pembangunan pada tahun 2022, hanya dua proyek aja yang gagal dilakukan lelang. Sementara 149 proyek lainnya sudah selesai dilakukan lelang dan sudah pada tahap proses pembangunan.

"Ada 152 proyek, yang dua masih proses. Tapi kita sangat mengapresiasi kinerja ULP karena jumlah paket pengadaan yang berhasil cukup besar," tuturnya.

Sementara salah satu proyek yang gagal lelang adalah proyek pemindahan kandang sapi di perumahan Bukit Manyaran Permai (BMP) di Kelurahan Sadeng Kecamatan Gunungpati.

"Kandang sapi itu kendalanya ada penolakan dari warga, dan ini belum selesai masalahnya. Kalau memang ditolak ya jangan diteruskan. Agar tidak timbul persoalan. Jadi harus memindahkan ke tempat lainnya," tandasnya.