Grebeg Besar Demak Hadir Kembali Setelah 2 Tahun Vakum

Digelar Gratis untuk Masyarakat
Bupati Demak Hj Eisti'anah bersama wakil bupati dan pejabat saat berfoto bersama wartawan di Pendopo Kantor Bupati, Selasa (21/6).
Bupati Demak Hj Eisti'anah bersama wakil bupati dan pejabat saat berfoto bersama wartawan di Pendopo Kantor Bupati, Selasa (21/6).

Pasar rakyat Grebeg Besar Tahun 2022 akan kembali digelar, setelah dua tahun vakum karena pandemi Covid-19.


Pemerintah Kabupaten Demak menyiapkan skema khusus agar Pasar Rakyat Grebeg Besar akan menjadi spesial di tahun ini.

"Acara ini sudah vakum selama 2 tahun karena pandemi Covid-19. Maka, pesta rakyat kali ini diprediksi akan disambut sangat antusias oleh masyarakat. Kami minta panitia untuk bersiap dan mengantisipasi seoptimal mungkin agar keamanan dan kondusifitas tetap terjaga,” ujar Bupati Demak Hj Eisti'anah,  Selasa (21/6) di Pendopo Kantor Bupati.

Kegiatan Grebeg Besar diadakan kurang lebih selama 1 bulan dan akan dimulai dari tanggal 24 Juni 2022 sampai 16 Juli 2022. Puncak acaranya adalah pada tanggal 10 Dhulhijah ( Sabtu 9 Juli 2022 ) akan dilakukan penjamasan "Kutang Ontokusumo dan Keris Kyai Carubuk" milik Kanjeng Sunan Kalijaga.

Sebelumnya akan diawali dengan upacara adat di pendopo dilanjutkan dengan iring iringan Prajurit patangpuluhan dari Pendopo ke Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu.

Eisti mengatakan, acara Grebeg Besar digelar  untuk nguri-nguri budaya Demak, agar budaya ini tetap lestari.

Dikatakan, tahun ini dibuat lebih spesial berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena kegiatan ini pasti sudah ditunggu-tunggu masyarakat.

"Kami pastikan Grebeg Besar Tahun ini akan lebih istimewa, salah satunya yaitu tiket masuk ke pasar rakyat di Lapangan Tembiring akan di gratiskan bagi para pengunjung," tegasnya.

Dijelaskan, Grebeg Besar akan menjadi momentum budaya, keagamaan dan hiburan.

Selain itu, untuk Kirab Budaya Prajurit Patangpuluhan nantinya akan dimasukkan ke dalam Rekor MURI.

Grebeg Besar Demak adalah perayaan yang dilakukan setahun sekali pada bulan Dzulhijah oleh masyarakat Muslim di Masjid Agung Demak.

Bentuk kegiatannya adalah ziarah ke makam para sultan Kasultanan DEmak dan ke makam Sunan Kalijaga. Pada malam hari menjelang tanggal 10 Dzulhijah, diadakan acara Tumpeng Sanga dan di Kadilangu diadakan Selamatan Ancakan. 

Pagi hari pada tanggal 10 Dzulhijah, masyarakat melaksanakan sholat Idul Adha di Masjid Agung Demak. Setelah itu, dilakukan ritual utama dalam Grebeg Besar Demak berupa penyucian benda pusaka yang disebut dengan uborampe. Grebeg Besar Demak digunakan sebagai upacara adat, hiburan, media komunikasi, penyatuan nilai-nilai kemasyarakatan dan objek pariwisata.

Grebeg Besar berasal dari dua kata Bahasa Jawa yaitu Grebeg dan Besar. Grebeg berarti suara angin yang menderu. Grebeg juga dapat diartikan sebagai pengiring atau perkumpulan. Sedangkan kata Besar merupakan nama bulan Dzulhijah dalam Bahasa Jawa. Sehingga Grebeg Besar bermakna yaitu perkumpulan masyarakat Muslim di bulan Dzulhijah. Perkumpulan ini dilakukan di Masjid Agung Demak.

Grebeg Besar dimulai dengan memasuki halaman Masjid Agung Demak, kemudian dilanjutkan menuju makam para sultan Kesultanan Demak dan makam Sunan Kalijaga di Demak. Para peziarah akan diberikan informasi tentang tata cara berziarah oleh pemandu dan diminta bersuci terlebih dahulu. Kegiatan ziarah dimulai pada tanggal 1 Zulhijah bada ashar. Pada malam hari diadakan pasar malam sebelum perayaan Idul Adha.