</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:\"Table Normal\";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:\"\";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:\"Calibri\",\"sans-serif\";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:\"Times New Roman\";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
RMOLJateng. Dewan
Keamanan dan Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mulai
meluncurkan proses perekrutan untuk sekretaris jenderal mereka berikutnya untuk
masa jabatan 2022-2026.
PBB akan memulai proses seleksi pada Mei atau Juni, setelah
berbicara secara informal dengan para kandidat.
\"Kandidat harus memiliki kepemimpinan dan kemampuan
manajerial yang telah terbukti, pengalaman luas dalam hubungan internasional,
dan keterampilan diplomatik, komunikasi dan multibahasa yang kuat,\" kata
surat yang diadopsi Kamis (4/2) oleh Dewan Keamanan, seperti dikutip dari AFP,
Jumat (5/2).
Dilansir dari Kantor
Berita RMOL, sejak didirikan pada tahun 1945, setiap sekretaris jenderal
PBB adalah laki-laki. Namun, tahun ini, satu negara anggota ingin melihat
posisi teratas PBB itu diisi oleh seorang wanita. Negara tersebut adalah
Honduras.
\"Lihatlah komitmen Anda kepada Perserikatan
Bangsa-Bangsa dengan tulus dan (kemungkinan) adanya calon wanita. Mulailah
proses pencalonan dengan norma kesetaraan dan inklusivitas,\" tulis duta
besar Honduras untuk PBB Mary Elizabeth Flores Flake.
Sekjen saat ini, Antonio Guterres telah mengumumkan bahwa
dia akan mencalonkan diri kembali untuk mengincar posisi tersebut untuk kedua
kalinya.
Mantan perdana menteri Portugis berusia 71 tahun itu, selama
ini telah menikmati dukungan luas di Majelis Umum dan Dewan Keamanan, termasuk
dari lima anggota tetapnya - AS, Rusia, China, Prancis, dan Inggris.
Selama jadi orang nomor satu di PBB, Guterres juga telah
menghadapi banyak kritik dari beberapa kelompok non-pemerintah. Mereka Gutteres
tidak berbuat cukup untuk membela hak asasi manusia secara global, sebuah
tuduhan yang dia bantah.
Guterres - seorang ahli diplomasi di belakang layar yang
menjabat selama satu dekade sebagai Komisaris Tinggi untuk Pengungsi - tidak
memiliki rekam jejak yang bagus dalam penyelesaian konflik di titik-titik penting
seperti Suriah dan Yaman.
Dia telah mempertahankan catatannya dan bersikeras bahwa dia
lebih banyak mengangkat masalah hak asasi manusia daripada para pemimpin
beberapa negara demokratis.
Pada pertengahan 2019, ia mengubah prioritasnya untuk
mengedepankan pemberantasan perubahan iklim dalam agendanya.
\"Saya tidak berpura-pura menguasai dunia. Tujuan utama
saya adalah membuat kebisingan sebanyak yang saya bisa tentang bahaya perubahan
iklim, katanya. [sth]
" itemprop="description"/>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>