Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menekan tingkat kematian akibat kumorbit diabetes dan hipertensi.
- Rumah dan Kandang Ayam Milik Warga Purbalingga Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Rupiah
- Giliran Desa Pulutan Kulon Didropping Air Bersih dari IWAPI DPC Wonogiri
- Waspadai Dampak La Nina, Purbalingga Mulai Siaga Bencana
Baca Juga
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memerintahkan, adanya pendataan secara rinci terkait penderita diabetes dan hipertensi di Jawa Tengah.
Dia ingin di masa pandemi saat ini. Penderita diabetes dan hipertensi bisa mendapatkan perhatian khusus.
"Memang yang kumorbit-kumorbit ini perlu mendapat perhatian khusus. Maka saya minta didata, dan ada perlakuan khusus," kata Ganjar, Selasa (22/9).
Ganjar mengusulkan orang dengan diabetes dan hipertensi dibuatkan gelang khusus. Gelang tersebut, lanjutnya, dapat menjadi tanda bahwa orang-orang ini perlu dijaga ketat.
"Kalau ada gelang itu, orang akan tau penderita kumorbit diabetes dan hipertensi, mereka harus dijaga. Jadi orang lain tidak akan mendekat dan seterusnya. Tujuannya pencegahan penularan ke mereka," papar Ganjar.
Lebih jauh, Ganjar mengungkap pihaknya sedang mengebut penanganan Covid-19. Dia mengaku cara yang dilakukan adalah menganalisa dan memetakan daerah zona kuning atau merah hingga tingkat RW dan RT.
Kata dia, terdaoat 9 kabupaten/ kota di Jawa Tengah yang mendapat perhatian. Menurutnya setelah pijaknya mendapat data, maka dapat dikerjakan bersama-sama sekuruh pihak.
"Beberapa perguruan tinggi juga akan mengerahkan mahasiswanya untuk membantu kita keroyokan. Dengan mikrozonasi ini, maka sasarannya akan lebih jelas dan dampaknya pasti terasa," tutupnya.
Dari data yang ada, sumbangan kasus meninggal pasien Covid-19 dengan kumorbit diabetes di Jawa Tengah sebesar 39,9%. Sementara pasien Covid-19 yang meninggal disertai kumorbit hipertensi sebanyak 32%.
- Trans Semarang Bakal Operasikan Bus Sub-feeder
- Desa Delik Tuntang Dinobatkan 10 Desa Cantik Terbaik se-Indonesia
- Kepala Rutan Salatiga Ingatkan Soal Ber-AKHLAK