Kasus DBD di Kota Salatiga Mulai Naik

Ilustrasi nyamuk
Ilustrasi nyamuk

Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Salatiga dr Zuraidah MKes mencatatkan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2022 mulai merangkak naik.


Bahkan, ia menyebutkan kasus DBD menjadi trend tiga tahunan di Kota Salatiga.

Dengan fakta itu, dr Zuraidah mengimbau masyarakat Salatiga untuk mewaspadai musim hujan saat ini.

"Waspada terhadap musim hujan yang sudah mulai datang. Karena kasus DBD tahun 2022 mulai merangkak naik," kata Zuraidah kepada RMOLJateng, Selasa (13/9).

Kasus per kelompok umur tahun 2022 sebanyak 28 kasus. Rinciannya, usia di bawah 1 tahun sebanyak 0 kasus, usia 1-4 tahun terdapat tiga kasus, usia 5-14 tahun terdapat 17 kasus, usia 15-44 tahun sebanyak delapan kasus dan usia di atas 44 sebanyak 0 kasus.

Dia mengimbau, agar warga Salatiga rutin melakukan pembersihan sarang nyamuk dengan menerapkan 3M Plus. Diantaranya menguras, menyikat bak-bak/ tempat air maksimal seminggu sekali, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai seperti kaleng dan lain sebagainya.

"Agar tidak menjadi perindukan nyamuk baru. Plus, pelihara ikan pemakan jentik, tanaman yang baunya tidak disukai nyamuk seperti serai wangi, lavender, rosemary, basil, kemangi, mint dan lain sebagainya," bebernya.

Tak lupa, Zuraidah juga meminta masyarakat agar mengaktifkan piket Dasa Wisma (pemeriksaan jentik oleh kader/ PKK) seminggu sekali.

Ia pun berpesan, untuk lebih peduli pada rumah dan lingkungan dan jangan sampai menjadi tempat perindukan nyamuk.

"Perlu diingat, fogging tidak menyelesaikan masalah karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan jentik siap tumbuh menjadi dewasa. Dan fogging menggunakan Insektisida tidak ramah lingkungan," ujar dia.

Tak lupa, mewaspadai dan kenali gejala DBD terutama kepada anak. Meliputi demam tiga hari tanpa batuk pilek, mual, muntah, nyeri perut, muncul bintik-bintik merah, anak terlihat lemas, tidak mau makan dan minum.