Unit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng membekuk kawanan perampok bersenjata yang menyasar kendaraan ekspedisi.
- AKBP Indra Mardiana Resmi Pimpin Polres Salatiga
- Pelaku Pembacokan Terekam CCTV, Sempat Kabur, Tertangkap di Karanganyar
- Sempat Disangka Begal, Tiga Pelaku Tawuran di Salatiga Ditangkap
Baca Juga
Enam orang tersangka ditangkap setelah beraksi di Jalan Pantura Kudus-Demak akhir November lalu.
Mereka masing-masing bernama Juniardi Ar'ad (40) sebagai ketua kelompok. Pria asal Bogor itu mengajak serta Rasmin (39), Eka Atmaja (36), Aep Daryani (35), Wawan Yulainto (37) dan Yuvan Virunika (35). Mereka bahkan menyamar sebagai polisi untuk menakuti korbannya.
Aksi kawanan itu terhenti setelah korbannya Herman Setiawan (36) melapor ke Polsek Bandar, Kabupaten Batang Sabtu (24/11/2018) lalu. Pria yang merupakan sopir truk ekspedisi itu dibuang oleh kelompok bajing loncat di hutan daerah Kecamatan Bandar.
"Sehari sebelumnya, saya berangkat dari Surabaya bersama seorang kernet namanya Erwin, kami menuju ke Jakarta mengendarai truk yang membawa 400 pupuk," terang Herman memaparkan kronologis kejadian.
Mengendarai truk tronton berwarna hijau, ia berangkat dari Rumosari, Kalisari Surabaya sekitar pukul 17.00. Dengan tujuan ke PT Tri Mega Cahaya di Jakarta Barat mereka melaju dengan kecepatan sedang. Hingga sekitar tengah malam kendaraan dengan pelat nomor B 9334 NXR itu sampai di Jalan Panturan Kudus-Demak.
"Saat itu sudah lukir, saya istriahat Erwin yang nyopir, tiba-tiba ada Avanza warna abu-abu dengan pelat nomor mirip Polisi nyalip dan langsung berhenti di depan truk, kami pun berhenti," imbuhnya.
Ia semakin kaget saat dua orang berseragan polisi kemudian keluar dari mobil itu. Lengkap dengan senjata dan kalung tanda pengenal penyidik dan memaksa turun.
"Mereka bilang kami sudah bawa barang ilegal. Lalu mau diajak ke kantor polisi untuk diperiksa," ucap Herman lebih lanjut.
Keduanya pasrah mendapat upaya paksa dari dua orang berseragam polisi. Dua sopir ekspedisi itupun akhirnya masuk ke dalam mobil yang dikendarai dua orang berseragam polisi.
Sesampai di dalam mobil, keduanya kaget. Ternyata sudah ada empat orang menunggu, semuanya tidak mengenakan seragam kepolisian. Mereka langsung memukul dan membekap Herman dan Erwin. Mata dan mulut dilakban, kedua tangan diborgol.
"Saya dibuang di Batang, dan dibantu warga melepas ikatan dan langsung laporan ke Polsek terdekat," pungkasnya.
Laporan Herman itu kemudian ditangani oleh tim Jatanras Polda Jateng. Petugas kemudian mengumpulkan keterangan saksi, mengecek ke lokasi baik saat truk tronton dirampok hingga lokasi pembuangan korban.
"Setelah data terkumpul dan tersangka mengerucut ke sebuah nama kami melakukan pengejaran. Pelaku yang merupakan perampok bersenjata membuat proses penangkapan tidak berjalan mudah," ucap Kasubdit Jatanras AKBP Yulian Perdana, Minggu (30/12).
Namun, berkat kegigihan para anggotanya, polisi berhasil meringkus keenam tersangka lengkap dengan barang bukti truk pengangkut pupuk tersebut.
"Kami masih kembangkan apakah nantinya ada TKP lain yang kemudian diakui oleh para tersangka karena kerugiannya cukup besar," ucap Yulian lebih lanjut.
Ia menyebut satu truk tonton pengangkut pupuk yang berhasil dirampok memiliki nilai setara dengan Rp 1 milyar. Dengan keuntungan sebesar itu ia curiga gerombolan ini tidak hanya beraksi sekali dua kali.
"Kami juga ingin menghimbau pada sopir-sopir ekspedisi untuk lebih berhati-hati. Jangan mau dibawa secara paksa oleh orang berseragam jika tidak memiliki kelengkapan surat-surat tugas," pungkasnya.
- Empat Manusia Karung Kena Razia Satpol PP Kota Semarang
- Pelaku Pembunuhan Guru Ngaji di Tegal Ditangkap, Video Viral di Medsos
- Polres Kebumen Musnahkan Barang Bukti Miras dan Knalpot Brong Hasil Operasi Penyakit Masyarakat