Kecam Aksi Teror, Kelompok Lintas Agama Semarang Ajak Masyarakat Tetap Jaga Persaudaraan

Aksi duka atas bom bunuh diri yang terjadi di beberapa tempat di Jawa Timur dan Mako Brimob dilakukan oleh ratusan warga Semarang. Masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok lintas agama itu mengecam teror bom yang terjadi.


Koordinator aksi duka, Setiawan Budi, mengatakan aksi yang digelar oleh kelompok lintas agama itu sebagai bentuk simpati atas kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob dan beberapa teror bom di Jawa Timur. Dia juga mengatakan jika aksi itu merupakan bentuk dorongan kepada pihak berwajib supaya segera mengusut tuntas permasalahan tersebut.

Selain itu, Setiawan mengatakan kalau dalam aksi bersama, segenap masyarakat Semarang yang berkumpul di Tugu Muda, juga menggelar doa bersama.

Kami mengecam keras segala bentuk terorisme. Dan kami berkumpul di Tugu Muda ini, untuk mendoakan para korban dan keluarga korban agar diberi kekuatan," kata dia, Minggu (13/5).

Setiawan juga meminta kepada segenap umat kristiani agar tidak takut dengan teror bom tersebut. Dia juga meminta, agar segenap umat beragama tidak mendahulukan rasa benci terhadap sesama manusia.

Kalau sampai saling membenci, maka tujuan utama teroris akan tercapai, yakni memecah belah bangsa," tegas dia.

Sementara itu, Romo Aloysius Budi, mengimbau supaya masyarakat tidak mudah menyebar foto dan video korban. Menurutnya, masyarakat harus mampu menahan diri agar tidak mudah tersulut amarah.

Sama saja kalau foto dan video disebarkan oleh kita. Sebab, dengan demikian, para pelaku teror justeru senang dengan hal itu," tuturnya.

Romo Budi mengungkapkan, melawan terorisme dapat dilakukan dengan saling merekatkan tali persaudaraan. Bagi dia, persaudaraan dan silaturahim yang baik akan mewujudkan perdamaian secara lebih nyata.

Pada intinya, kita harus jeli melihat ini semua. Tetap waspada, namun tanpa mengurangi kasih kita kepada sesama umat beragama," tambahnya.

Selain doa bersama, aksi tersebut juga dilengkapi dengan beberapa penampilan. Beberapa partisipan membacakan puisi dan musikalisasi puisi. Setelah itu, aksi ditutup dengan pembacaan doa diiringi oleh musik.