Kecewa Harga Telur Anjlok, Peternak Bagi 700 Telur Rebus Gratis

Komunitas peternak ayam petelur Solo yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Ayam Petelur Solo gelar aksi keprihatinan anjloknya harga telur di Bundaran Gladak, Solo, Kamis (18/10).


Mereka terlihat membawa poster yang berisi curahan hati dan kekecewaan akibat turunnya harga telur yang membuat peternak mengalami kerugian. Sebagai bentuk keprihatinan, sekitar 700 butir telur ayam rebus dibagikan pada pengguna jalan di seputaran Gladag.

Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelur Solo, Joko Surono mengungkapkan, harga telur ayam saat ini jatuh. Sebagai peternak, mereka memprotes perintah karena harga telur ayam di pasaran jauh di bawah harga pokok produksi (hpp) yang ditetapkan pemerintah.  

"Saat ini harga telur ayam hanya Rp16.500 per kilonya. Padahal harga yang ditetapkan pemerintah mengikuti aturan Permendag no. 96 tahun 2018 di angka Rp20.000," jelasnya, Kamis (18/10).

Selain mengalami kerugian harga jual telur yang menurun, peternak juga harus menghadapi kenaikan harga jagung yang merupakan pakan utama ayam petelur. Harga jual jagung mencapai Rp5.250 per kilo.

"Seharusnya sesuai Permendag no. 96 tahun 2018, mestinya harga jagung hanya Rp4.000 per kilo. Jika harga telur  Rp16.500, dan harga jagung Rp. 5.250, perhitungannya kita merugi sampai Rp3.000 per kilo," keluhnya.

Belum lagi, peternak juga terkendala pasokan jagung yang sulit ditemui di pasaran. Padahal jagung sumber pakan utama ayam petelur, dan pihaknya harus menyediakan jagung pakan ayam secara rutin setiap hari.  

"Kita terpaksa beli jagung dengan harga tinggi. Kita minta pemerintah bantu kami, kalau begini terus kondisinya kita bisa gulung tikar," tutupnya.