Kembalinya Koleksi Artefak Nusantara 2024 Ke Indonesia

Seorang Anggota Tim Repatriasi Artefak Nusantara Sedang Memeriksa Arca Ganesha Yang Direpatriasi Oktober 2024 Dari Belanda Ke Republik Indonesia. Istimewa
Seorang Anggota Tim Repatriasi Artefak Nusantara Sedang Memeriksa Arca Ganesha Yang Direpatriasi Oktober 2024 Dari Belanda Ke Republik Indonesia. Istimewa

Dengan perjuangan luar biasa yang ditunjukkan oleh Tim Repatriasi Indonesia, akhirnya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang selama ini disimpan di Wereldmuseum, Amsterdam, Belanda, tiba di Indonesia.


Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, menuliskan dalam media sosialnya bahwa 288 benda cagar budaya Indonesia sudah kembali.

Menurutnya kembalinya artefak itu juga merupakan saksi bisu peradaban Nusantara dan pahitnya kolonialisme.

Setelah upaya negosiasi termasuk pembicaraan diplomasi oleh Tim Repatriasi Indonesia sejak 2017 sejumlah arca Hindu-Buddha, perhiasan dari kerajaan Badung Bali, peninggalan Pangeran Diponegoro, hingga arca Ganesha dari Candi Singasari tiba di Indonesia.

Hilmar menyebut bahwa repatriasi ini adalah upaya pemulihan identitas dan martabat bangsa. Baginya repatriasi ini bukan hanya sekedar mengembalikan benda mati tetapi juga upaya merebut ingatan kolektif bangsa-bangsa di Nusantara.

Selain itu, tahap repatriasi ini merupakan babak penutup dari suatu sejarah pahit kolonialisme sekaligus membangun kembali komitmen bangsa Indonesia untuk menghormati sejarah.

Upaya repatriasi ini sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu. Salah satu yang terkenal adalah arca Dewi Pradnya Paramita yang melambangkan dewi pengetahuan.

Arca yang indah ini sudah dikembalikan pada tahun 1978 pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto, dan hingga saat ini ia masih berada dengan aman di Museum Nasional di Jakarta.

Bersamaan dengan arca Pradnya Paramita, pengembalian khazanah budaya Nusantara ini melingkupi mahkota kerajaan Lombok, serta salinan Kakawin Nagarakrtagama karya Mpu Prapanca yang diangkut oleh sastrawan Belanda, Dr Jan Laurens Andries Brandes, dari Lombok Ke Belanda. 

Semua yang berasal dari Lombok itu adalah hasil rampokan pemerintah kolonial Belanda saat meluncurkan ekspedisi militernya ke Pulau Lombok demi mengakhir kekuasaan para raja Bali di pulau tersebut.

Untuk upaya repatriasi gelombang termutakhir ini, serah terimanya terjadi pada 20 September 2024 lalu saat Hilmar Farid membubuhkan tanda tangannya di berita acara serah terima ke 288 benda bersejarah Nusantara.

Sebelumnya, kronologi sejarah Indonesia mencatat bahwa ia telah mewakili Indonesia menerima 472 artefak sejarah Indonesia pada 2023.

Benda purbakala Nusantara yang selama ini dikuasai oleh Kerajaan Belanda akhirnya dapat dipamerkan di Museum Nasional, Jakarta. Pameran khazanah yang sangat berharga ini dibuka untuk umum sejak 15 Oktober 2024 hingga 30 Desember 2024.

Pusaka Nusantara itu sudah kembali ke haribaan Indonesia. Selanjutnya terserah bangsa Indonesia.