Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menghentikan sementara penyuntikkan vaksin AstraZeneca di Indonesia.
- Antisipasi Peningkatan Kasus, Taj Yasin Minta PMI Siagakan Stok Plasma Konvalesen
- Hari Pertama Dibuka, Posko Cek Poin Sepi Peminat
- Antisipasi Varian Baru Covid-19 Masuk Semarang, Pemkot Semarang Ikuti Aturan Pusat
Baca Juga
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menghentikan sementara penyuntikkan vaksin AstraZeneca di Indonesia.
Jurubicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menuturkan, pihaknya menghentikan pemberian vaskinasi asal Inggris tersebut dengan jumlah tertentu yang didasari pada pertimbangan yang matang.
"Penghentian sementara ini adalah bentuk kehati-hatian pemerintah," ujar Nadia dalam siaran pers yang diterima Senin (17/5).
Dia menjelaskan, penghentian ini dilakukan guna memastikan keamanan vaksin. Meskipun di Indonesia sudah dinyatakan aman penggunaannya oleh otoritas terkait.
"Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat tenang dan tidak termakan hoax yang beredar," tuturnya, dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Lebih lanjut, Nadia menyebutkan bahwa penghentian penyuntikkan termasuk distribusi vaskin AstraZeneca hanya akan dilakukan terhadap batch CTMAV547, dengan jumlah dosis 448.480.
Adapun terkait laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan AstraZeneca batch CTMAV547, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) sedang melakukan uji sterilitas dan toksisitas terhadap Kelompok tersebut sesuai dengan rekomendasi Komnas KIPI.
Proses uji ini lanjut Nadia, akan berlangsung selama dua hingga tiga pekan. Alasannya, dasar dari pemeriksaan ini adalah karena tidak cukup data untuk menegakkan diagnosis penyebab dan klasifikasi dari KIPI yang dimaksud.
"Sekarang sedang diuji vaksinnya dari segi sterilitas dan toksisitas, apakah vaksin yang disuntikkan itu steril atau tidak. Kami juga cek apakah ada kandungan toksisitasnya atau tidak," tambahnya.
Terkait uji toksisitas, dijelaskan bahwa itu dilakukan untuk mengetahui zat yang merusak bila dipaparkan terhadap struktur organisme, seperti sel atau organ tubuh.
Sementara sterilitas diuji untuk mengetahui apakah vaksin tersebut bersih dari kuman atau mikroorganisme lain. [sth]
- Kasus DBD di Blora Alami Peningkatan hingga 100 Persen
- Kumpulkan Donasi Rp280 Juta untuk Anak Penyintas Kanker, Ganjar Cukur Gundul
- Tinggal 21 Orang Terkonfirmasi Positif, Kelurahan Pedurungan Tengah Targetkan 500 Vaksin Sehari