Komisi I DPR RI mengutuk keras langkah AS memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Apalagi, pengakuan atas ibukota baru Israel itu dibarengi dengan aksi pembantaian puluhan warga Palestina yang berunjuk rasa di perbatasan Israel.
- Paris Hilton, Lindsay Lohan Tukang Bohong
- Jepang, Negara Pertama Setujui Ronapreve Untuk Pengobatan Covid-19
- Laporan Oxfam: Covid-19 Membunuh yang Miskin dan Memperkaya yang Kaya
Baca Juga
"Duka yang mendalam kepada warga Palestina di Gaza, mereka gigih memperjuangkan kemerdekaan sebagai sebuah bangsa, namun di sisi lain AS mengamini pembantaian itu dengan membuka kantor di Yerusalem tanah Rakyat Palestina," jelas Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/5).
Langkah AS, sambungnya, seperti membuka kotak pandora krisis Timur Tengah yang kian meruncing dan melampaui batas kemanusiaan. Terlebih, 128 negara menentang langkah Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, termasuk Indonesia.
Hal itu, sambung polisi PKS tersebut, jelas menunjukkan sikap arogan AS yang tidak menghormati PBB dan majelisnya sebagai kesepakatan negara dunia.
Saya mengutuk dan mengecam langkah Amerika Serikat yang tidak menghormati putusan Sidang Darurat Majelis Umum PBB, bagaimana kami akan menghormati langkah anda jika anda tidak menjalankan dan menerima keputusan seakan kami 128 negara tidak ada," tegas Kharis.
- Utusan Khusus ASEAN Untuk Mynamar Minta Akses Penuh Ketika Berkunjung
- Australia Naikkan Denda Bagi Pelanggar Lockdown
- China Beri Vaksin Covid-19 Sinopharm Lampu Hijau Untuk Anak-anak