Kisah Briptu Risma Ayu Ikut Buka Jalur Cegah Kebakaran Merbabu

Dengung HUT Polwan ke-72 tahun 2020 ini, membekas bagi lima Polisi Wanita (Polwan) di jajaran Polres Salatiga.


Bagaimana tidak. Kelimanya mencatat sejarah bagian dari Tim mewakili Polres Salatiga terlibat langsung pembukaan jalur pendakian pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dipimpin sendiri, Kapolres Salatiga AKBP Rahmat Hidayat.

Satu dari lima Polwan yang berhasil menapakkan kakinya di tiga gunung di Jawa Tengah yakni Gunung Merbabu, Gunung Lawu dan Gunung Andong adalah Briptu Risma Ayu Fatmawati (24).

Tak berlebihan, jika keduanya mendapatkan penghargaan langsung dari Kapolres AKBP Rahmad Hidayat SS saat HUT Polwan, 1 September 2020 lalu.

Kepada wartawan, keduanya tak sungkan membagikan kisah perjalanan membuka kembali jalur pendakian yang sempat ditutup untuk umum sejak pandemi Covid-19 bulan Maret 2020 lalu bersama 34 Personil Polri lainnya, tujuh Anggota Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) serta Kelompok Pecinta Alam, dengan medan terbilang tak mudah.

Briptu Risma Ayu Fatmawati misalnya. Ia yang kini bertugas di bagian Humas Polres Salatiga itu menyebut pendakian yang dilakukan pada bulan Agustus 2020 itu tercatat sebagai pengalaman keduanya.

"Saya dua kali terlibat pendakian bersama tim Karhutla. Pendakian pertama bulan Juni 2020 dengan jalur Gunung Merbabu dan terakhir pada bulan Agustus 2020 dengan jalur Gunung Lawu," ungkap Briptu Risma memulai kisahnya, Kamis (3/9).

Polwan angkatan 43 tahun 2004 itu mengaku dilibatkan dalam Tim Karhutla berdasarkan tugas penunjukan dari Kapolres AKBP Rahmat Hidayat secara langsung. Dan sebagai 'prajurit' Risma harus siap menerima tugas apa pun dari pimpinan.

Mulailah ia menyiapkan diri dengan rutin latihan fisik. Setiap harinya jelang hari H, Risma melakukan kebiasaan baru yakni tracking setiap sejauh 10-15 kilometer.

Tak tanggung-tanggung, pimpinannya terlibat langsung setiap kali latihan digelar. Hal ini menjadi penyemangat para anggota lainnya.

"Pak Kapolres langsung terlibat dalam setiap kami latihan. Jadi kami semakin semangat," ujarnya.

Bersama 27 Polwan dan Polki, latihan fisik diimbangi dengan mental. Hingga hari H tiba, semua kelengkapan yang dibutuhkan layaknya pendaki profesional tak luput dari perhatian Briptu Risma.

Bermodalkan baju ganti satu stel, makan dan minum secukupnya serta peralatan senjata tajam (Sajam) seperti parang, Risma dan Tim Karhutla bertolak dari pos pertama jalur pendakian Gunung Merbabu mulai pukul 17.00 WIB.

"Perlu diingat, setiap gunung memiliki karakteristik jalur pendakian yang berbeda-beda. Dan karena sejak pandemi Covid-19 ditutup total, sehingga kita benar-benar membuka kembali jalur pendakian yang sudah banyak ditutupi ilalang," paparnya.

Hembusan angin kencang di saat-saat tertentu, salah satu bagian dari tantangan ia dan kelima Polwan lainnya ketika mendaki.

"Saat jalur pendakian Merbabu hingga sampai ke pos Kenteng Songo, wilayah Taman Nasional Gunung Merbabu itu pengalaman perdana saya. Dari pengalaman pertama itu ketika kembali dipercaya dilibatkan untuk jalur pendakian Gunung Lawu sudah ada bekal," imbuhnya.

Saat disinggung, adakah ritual khusus ketika memulai pendakian. Mengingat, aura mistis tak jarang kerap dialami pendaki pada umumnya. Apalagi, jalur pendakian di hampir semua gunung di Jawa Tengah sempat tutul nyaris enam bulan lamanya, diakui Risma tidak ada.

"Ritual khusus tidak ada. Kami hanya berdoa dengan keyakinan kami masing-masing. Selama tracking kami selalu saling mengingatkan, terpenting tidak boleh 'ngelamun' apalagi pikir kosong. Sehingga selama pendakian kami terus berkomunikasi satu dengan yang lain," pungkas Risma.

Hal serupa diungkap Briptu Gineung Vidya Wijayanti. Staf PPA dibawah Sat Reskrim Polres Salatiga yang turut serta dalam Tim Karhutla. Kegiatan bersama Briptu Risma menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan seumur hidupnya.

"Saya baru pertama kali terlibat. Namun keterlibatan dengan tim Karhutla menjadi sebuah momen tak terlupakan, apalagi bisa berbuat bagi masyarakat," ujar Polwan Letting 43 itu, singkat.