Mantan narapidana politik era Orde Baru (Orba) Sri Bintang Pamungkas menilai permasalahan yang terjadi sekarang ini merupakan peninggalan dari rezim Soeharto.
- Lampaui Target: Partisipasi Pemilu 2024 Capai 89 Persen Di Kabupaten Magelang
- Mbak Rachma: Ijtima Ulama Tidak Mengikat
- 20 PPK Dilantik Siap Tidak Terima Suap dan Disanksi
Baca Juga
Di zaman Orba kroni Soeharto mempraktikkan korupsi dan melahirkan taipan serta konglomerat, yang menggunduli hutan dan kekayaan alam Indonesia. Rezim Orba secara gamblang juga mempraktikkan pelanggaran HAM dan hukum.
Tidak hanya itu, rezim tersebut juga mengajari sistem transaksional dalam pemilu dengan serangan fajar. Bahkan menghimpun ulama untuk membuat doa politik sampai Soeharto tujuh kali terpilih sebagai presiden.
Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pemerintah pasca reformasi.
"Segala macam kerusakan yang terjadi sekarang ini diawali oleh Pak Harto," ujarnya di Rumah Kedaulatan Rakyat, Setia Budi, Jakarta Selatan, Minggu (20/5).
Meski metode zaman Orba masih ada di era reformasi, namun catatan positif dari rezim Soeharto tidak diikuti oleh pemerintah sekarang.
Salah satunya, sambung Bintang, yakni swasembada beras.
Menurut Bintang pasca reformasi pemerintah yang berkuasa hanya memberikan janji untuk memberantas korupsi serta penegakan hukum dan HAM namun tidak ditepati.
Janji teraebut hanya sebatas kampanye agar tetap melangengkan kekuasaan.
"Pemimpin-pemimpin yang lain dari Soeharto sampai Jokowi ini ya kalau saya bilang gombal-lah. Mereka enggak memberikan apa-apa, tetapi diantara mereka Soeharto patut diberikan catatan," ujarnya.
- Pilkada Pati Rawan Konflik, Polresta Pati Terapkan Sispamkota Amankan Wilayah
- Pemkot Semarang Serahkan Bantuan untuk Partai Politik Senilai Rp4,3 Miliar
- Tertinggi, Elektabilitas Airlangga Hartarto Capai 18,3 Persen dalam Survei Terbaru PSI