Jakarta - Reorganisasi program antariksa nasional LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang secara efektif dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), maka program antariksa Indonesia yang pernah memberikan Indonesia kebanggaan dalam memiliki program antariksa menjadi tereduksi. LAPAN dengan demikian kehilangan otonomi dan status globalnya.
- DPRD Jateng Anggap Masyarakat Perlu Terlibat Pembangunan Daerah
- Bakesbangpol Blora Gelar Peningkatan Kapasitas Perkumpulan Bhakti Praja
- Ringankan Penyandang Disabilitas, Pemkot Tegal Berikan 45 Alat Bantu
Baca Juga
Arsitek pembentukan LAPAN adalah Marsekal Muda TNI (Purn) Jacob Salatun yang menjadi Menteri Perindustrian Penerbangan saat Presiden Soekarno memerintah dan memiliki Kabinet Dwikora II. LAPAN dibentuk pada 27 November 1963 berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 236 Tahun 236 Tahun 1963 untuk melembagakan penyelenggaraan program pembangunan kedirgantaraan nasional.
Saat dihubungi oleh Redaktur RMOLJawaTengah pada Selasa (04/02), peneliti senior di bidang kerdirgantaraan menyatakan dampak dari peleburan ini jauh melebihi yang terlihat secara wadag.
Indonesia sesungguhnya memiliki peran strategis di kawasan Indo-Pasifik untuk memiliki kekuatan lunak dalam membangun kemitraan internasional, dan memastikan keamanan nasional. Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan India menyadari bahwa antariksa bukan hanya tentang eksplorasi, tetapi juga melibatkan strategi global yang mencakup bidang ekonomi, militer, dan teknologi.
“Indonesia, dengan kepulauan yang luas dan lokasi strategis, dapat memanfaatkan program antariksa yang kuat sebagai pilar untuk pengaruh regional dan keterlibatan global,” ujar peneliti yang enggan disebut namanya dan lebih memilih disebut sebagai Ki Semar Badranaya tersebut.
Saat Redaktur RMOLJawaTengah menanyakan mengapa Indonesia perlu memiliki badan independen setara NASA (National Aeronautics And Space Administrasi) di Amerika Serikat, Ki Semar Badranaya menyatakan bahwa signifikansi geopolitik antariksa kini tidak hanya terbatas pada eksplorasi tetapi menjadi sangat terkait dengan keamanan nasional.
Ki Semar Badranaya menyatakan bahwa saat ini satelit tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi atau ramalan cuaca melainkan adalah bagian integral dari sistem pertahanan, pengawasan, sistem peringatan dini, dan intelijen geopolitik.
Badan antariksa terkemuka seperti NASA dan ISRO (Indian Space Research Organization) tidak hanya memusatkan pada eksplorasi antariksa tetapi juga mendorong kemajuan teknologi yang meluas ke sektor sipil seperti komunikasi, kesehatan, pertanian, dan pendidikan. Kesemua sektor itu adalah sektor penting di Indonesia. Jelas, antariksa adalah aset nasional yang penting yang dapat memengaruhi segala hal mulai dari strategi militer hingga manajemen bencana.
Semar Badranaya menambahkan bahwa suatu badan antariksa memiliki implikasi strategis. Respon yang terlambat terhadap krisis membuat Indonesia menghadapi keterlambatan dalam meluncurkan misi penting terkait dengan keamanan nasional, seperti peluncuran satelit untuk pengawasan maritim, pertahanan, dan sistem komunikasi darurat.
Mengingat implikasi strategis ini, Semar Badranaya sekali lagi menyayangkan peleburan LAPAN ke dalam BRIN sehingga menimbulkan kelambanan menanggapi suatu masalah. “Ketidakefisienan birokratis dapat memperlambat proses pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi konflik regional atau masalah keamanan yang memerlukan tindakan cepat,”
Sebagaimana namanya yang merupakan pengasuh para dewa di Suralaya dalam kisah pewayangan, Ki Semar mengingatkan bahwa implikasi berikutnya adalah ketergantungan teknologi Indonesia pada negara lain untuk teknologi antariksa. Sudah jelas ketergantungan ini menempatkan Indonesia dalam posisi rentan karena aktor eksternal mengendalikan infrastruktur berbasis antariksa yang sifatnya sangat kritis.
- DPRD Jateng Dukung Pemerintah Provinsi Libatkan Akademisi Tangani Pengentasan Kemiskinan
- Tak Ada Takutnya Dan Kian Nekat! Kreak Teror Warga Bawa Sajam Di Area Permukiman
- Polres Karanganyar Bongkar Jaringan Narkoba, Dua Orang Ditangkap