Masyarakat Harus Tahu Makna Islam Secara Moderat

Berislam secara moderat memiliki arti berpikir, bersikap, dan menjalankan ajaran Islam dengan menghindari sikap kasar, kekerasan, dan berlebihan.


Berislam secara moderat memiliki arti berpikir, bersikap, dan menjalankan ajaran Islam dengan menghindari sikap kasar, kekerasan, dan berlebihan.

Hal ini disampaikan oleh Khoirul Anwar, penulis buku Berislam Secara Moderat, dalam acara Diskusi Buku sebagai bagian dari rangkaian March Sensation†di Pollux Mall Paragon Lantai 3 Semarang.

Peneliti Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) itu menyampaikan, bahwa Islam pada dasarnya bukan agama kekerasan, apalagi teror, tapi pemahaman seseorang terhadap ajaran Islam terkadang ada yang ekstrem dan berdampak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

"Karena belakangan banyak orang melakukan kekerasan, bahkan teror atas nama agama, dan tidak sedikit pula yang memahami ajaran Islam secara eksklusif, ekstrem, tidak ramah terhadap perbedaan di dalam masyarakat yang multi agama dan mazhab, maka dakwah atau mengajak masyarakat untuk moderat dalam beragama menjadi sangat penting sekali bagi siapapun," kata Khoirul, Jumat (2/4).

Kejadian bom bunuh diri di Makassar dan penyerangan di Mabes Polri yang terjadi beberapa hari ini bagian dari buah memahami ajaran agama secara ekstrem.

"Agama tidak mengajarkan kekerasan, apalagi teror, tapi pemahaman sebagian pemeluknya yang salah, sehingga atas nama agama ia melakukan tindakan yang sesungguhnya bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri," ungkapnya.

Menurutnya, banyak orang yang ingin belajar agama, tapi mereka salah mengakses konten di internet dan keliru mendapatkan guru ngaji. Sehingga apa yang dipelajari justru membahayakan diri sendiri dan orang lain sebab mendapatkan pemahaman agama yang ekstrim.

Semua orang berhak memilih guru ngaji, namun harus hati-hati jika kemudian guru ngaji itu mengajarkan sikap membenci kepada orang lain, terlebih melukai diri sendiri dan orang lain.

"Islam melarang menebarkan kebencian dan berbuat kekerasan atas nama apapun. Karenanya, jika ada ustaz atau guru ngaji yang mengajarkan sebaliknya, menyuruh jamaah untuk membenci, membuat takut orang lain, dan memusuhi perbedaan, maka tinggalkan lah pengajian itu. Cari guru yang mengajarkan agama yang sesungguhnya, yaitu menjunjung tinggi kemanusiaan, persaudaraan, dan keadilan," bebernya.

Masyarakat juga harus berperan aktif dalam menanggulangi sikap ekstrem dalam beragama. Jika melihat aktivitas seseorang yang mengatasnamakan ajaran Islam tapi eksklusif, menutup diri, berbuat kekerasan, membenci orang-orang yang tidak sepemahaman dengannya, maka segera laporkan ke tokoh agama yang kita kenal memiliki pandangan moderat.

Sementara itu, Direktur Puskaz Baznas Kota Semarang, Nur Fuad Adi berharap, dakwah Islam moderat perlu dilakukan kalangan muda mengingat persebaran paham-paham ekstrem menyasar ke para mahasiswa, terutama yang ada di kampus-kampus umum.

"Pelaku bom bunuh diri di Makassar dan penyerangan di Mabes Polri di Jakarta dilakukan anak-anak muda. Karena itu muslim moderat dari kalangan anak-anak muda harus bersuara dan aktif dalam mengampanyekan Islam moderat di kalangan mahasiswa," tuturnya.