Membahayakan Ekonomi, RR Minta Presiden Copot Menteri Perdagangan Enggartiasto

Ekonom senior Dr. Rizal Ramli (RR) meminta Presiden Joko Widodo untuk mencopot Enggartiasto Lukita dari jabatan Menteri Perdagangan.


Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini mengatakan, Enggar harus dicopot karena sudah membahayakan ekonomi nasional. Pasalnya, menteri asal Partai Nasdem itu belakangan acap membuka kran impor pangan.

"Saya minta Presiden Jokowi untuk bertemu secara informal dengan Ketua Umum Partai Nasdem (Surya Paloh) untuk meminta usulan pengganti Enggartiasto," kata RR sapaan akrabnya saat bertamu ke kantor CNNIndonesia.com, di Jakarta, Selasa kemarin (20/3).

Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Menurutnya, saat ini impor pangan tidak diperlukan. Apalagi impor dilakukan saat petani lokal sedang panen. Artinya, kebijakan impor akan menyebabkan harga anjlok dan merugikan para petani.

"Kalau impor karena cuaca dan lain-lain saya setuju, tapi tidak kalau kelangkaan ada dengan alasan yang dibuat-buat," tegas RR.

Pemerintah lewat Kemendag belakangan ini memang gencar melakukan impor bahan pangan. Seperti beras, gula, daging, bawang, dan garam.

Khusus untuk impor beras, RR mengkritik kinerja Badan Urusan Logistik (Bulog) yang tidak menjalankan perannya dengan baik.

Beberapa bulan lalu, Bulog tidak menyerap hasil produksi petani 100 persen karena menganggap harga gabah saat itu mahal, otomatis stok di gudang pun menjadi minim. Tidak hanya itu, operasi pasar juga tidak dilakukan dengan baik sehingga harga pasar bergejolak.

"Saya pernah menjadi kepala Bulog, dan tahu cara melakukan pengendalian harga. Harusnya Bulog punya strategi yang tepat untuk mengendalikan harga, tidak bisa menunggu saja, dan setiap hari harus terus memonitor," tutur RR.

Ditambahkan mantan Menteri Kemaritiman ini, ada pihak-pihak yang sedang mencari dana politik lewat impor pangan. Dimana, biaya politik yang paling besar itu ada pada impor pangan.

Pihak yang memperoleh kuota impor pangan akan mendapat untung besar. Harga pangan yang diimpor ke Indonesia bisa dua kali lipat lebih mahal dibandingkan harga pangan di negara pengekspor.

Tokoh perubahan Rizal Ramli telah menyatakan kesiapan dirinya sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019.

"Saya siap memimpin Indonesia agar lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera," kata dia di kediamannya, Jalan Bangka IX No 49R, Jakarta Selatan pada 5 Maret lalu.

Mantan penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijuluki "Capres Rakyat" itu diyakini bisa memperbaiki ekonomi dan perubahan politik.

Salah satu yang membuat RR merasa terpanggil adalah fakta bahwa Presiden sering diintervensi oleh kekuatan besar, baik dari dalam maupun luar negeri.

Akibatnya, banyak kebijakan yang sebetulnya bagus dibatalkan. Ekonomi Indonesia yang stagnan di angka 5 persen dalam tiga tahun terakhir, misalnya, adalah contoh benderang betapa besarnya kekuatan yang mengintervensi Presiden.

"Hal-hal seperti inilah yang mendorong saya memutuskan siap memimpin Indonesia. Dengan potensi SDA yang berlimpah, rakyat yang rajin dan ingin bekerja, saya yakin Indonesia bisa tumbuh 10 persen dalam periode 2019-2024. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan banyak tersedia lapangan kerja, upah meningkat, dan kemiskinan akan berkurang," ungkap RR.