Berbagai perubahan yang terjadi akibat disrupsi dan pandemi, harus dijawab dengan mengubah pola pikir kita agar menjadi bangsa pembelajar, sehingga mampu mewujudkan Indonesia Emas, adil dan makmur yang dicita-citakan bangsa Indonesia.
- Hendi Berkeliling Bagikan Sembako untuk Warga
- PT KAI Gelar Anugerah Jurnalistik, Ini Syaratnya
- Petani Curhat Keluhkan Impor Bawang Putih, Presiden Jokowi Langsung Menelpon Menteri Perdagangan
Baca Juga
"Dengan berbagai perubahan yang terjadi saat ini menjadi bangsa pembelajar adalah sebuah keniscayaan. Generasi muda yang akan menjadi pelaku utama dalam mengisi kemerdekaan harus mampu mewujudkannya dalam menjawab berbagai tantangan di masa datang," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Maluku, di Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (4/11).
Menurut Lestari, sumber pembelajaran tidak hanya berasal dari berbagai peristiwa di saat ini, tetapi juga bisa didapat dari peristiwa sejarah di masa lalu.
Disrupsi dan pandemi Covid-19 yang kita hadapi saat ini, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, memberi pelajaran bagi kita bahwa bangsa ini harus siap beradaptasi dalam situasi apa pun, tentu dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
Sedangkan berbagai persitiwa sejarah di masa lalu, ujar Rerie, memberi pemahaman bagi kita bahwa para pendahulu kita mampu mengatasi berbagai tantangan berbangsa dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang dipraktikkan mereka antara lain seperti gotong-royong, persatuan, cinta tanah air dan mengedepankan keberagaman.
Generasi muda, tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus mampu mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa tersebut untuk menjadi bekal menghadapi tantangan di masa datang.
Pada kesempatan itu, Rerie memperkenalkan metode manajemen Teori U, karya Otto Scharmer, kepada para mahasiwa agar mampu beradaptasi dalam sejumlah proses perubahan.
Teori U, menurut Rerie, mampu membantu individu maupun para pemangku kepentingan melakukan transformasi yang mengakar dan mendorong inovasi.
Pada kesempatan tanya jawab sejumlah pertanyaan terkait pembelajaran tatap muka dan upaya mengatasi pengangguran mengemuka.
Rerie menilai pembelajaran offline atau tatap muka memang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Namun, jelasnya, untuk merealisasikannya membutuhkan kesiapan semua pihak, agar tidak memicu kembali penyebaran Covid-19.
Sedangkan untuk mengatasi pengangguran di Ambon, salah satu yang diusulkan Rerie adalah mengedepankan kearifan lokal dalam pengembangan perekonomian daerah.
- Kedepankan Transparansi dan Perlindungan Hak Korban dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak
- TP PKK Beri Bantuan Sembako Bagi Paguyuban Angkot
- Kuartal 1 Tahun 2022, Sido Muncul Catat Pertumbuhan Penjualan Rp 880 Milyar