Menjaga Sang Maestro, Ki Narto Sabdho Dinobatkan Jadi Pahlawan Budaya Indonesia

Sebagai bentuk menjaga jasa Ki Narto Sabdho, dalang asal Semarang, Kemenpan RB memberikan penghargaan dan penghormatan dengan menobatkan menjadi Pahlawan Budaya Indonesia.


Gelar itu resmi tertuang dalam sertifikat yang ditandatangani Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo pada 4 November 2021. Sertifikat itu kemudian dititipkan kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Sertifikat itu juga dititipkan pada aktivis anti korupsi Boyamin Saiman yang bertepatan akan memberikan royalti kepada ahli waris Ki Nartosabdo.

"Saya saat itu berencana akan memberikan royalti kepada ahli waris Ki Nartosabdo. Ternyata didengar Pak Tjahjo yang kemudian memberikan sertifikat penghargaan sebagai Pahlawan Budaya dan itu dititipkan saya dan Pak Wali Kota Semarang untuk diberikan kepada keluarga," kata Boyamin, Selasa (9/11/2021) malam.

Boyamin kemudian memberikan sertifikat tersebut kepada ahli waris Ki Nartosabdo yakni Jarot Sabdono di sela acara Diskusi Budaya "Menjaga Sang Maestro Ki Narto Sabdo" yang digelar Forum Wartawan Pemprov-DPRD Jawa Tengah (FWPJT) di Semarang, Selasa (9/11) malam.

"Kebetulan malam ini rekan-rekan wartawan di Semarang punya kegiatan diskusi soal Ki Narto Sabdho, ya sudah sekalian sertifikat tersebut saya berikan ke ahli waris," terang Boyamin.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi ikut merasa bangga atas pemberian penghargaan Pahlawan Budaya untuk Ki Narto Sabdho karena memberikan dampak ikut mengangkat nama Kota Semarang.

Sebelumnya, Hendrar juga telah membuatkan patung Ki Nartosabdo yang kini berdiri di perempatan Jalan Pemuda - Pasar Johar Semarang dan pemberian nama Gedung kesenian di kawasan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang.

"Kami ikut bangga dan terima kasih kepada Pak Menteri PAN-RB atas penghargaan untuk Ki Nartosabdo. Bagi kami warga Semarang, beliau memang sosok yang punya andil besar dalam perkembangan seni Jawa khususnya karawitan dan pedalangan,"  kata Hendrar.

Sementara itu, Budayawan Semarang Timur Sinar Suprabana meminta Pemerintah Kota Semarang mengangkat sosok Ki Nartosabdo untuk lebih menjadi ikon seniman besar di Semarang.

"Harus dieksplorasi lebih lagi. Saat ini, nama Ki Nartosabdo sudah jadi nama gedung, dibuatkan patung, tapi tak ada yang tahu di mana makamnya," kata Timur Sinar.

"Pemkot Semarang bisa membuatkan papan arah penunjuk jalan ke makam, atau bisa juga menjadikan nama jalan,"  ujar Timur.

Di Semarang dan Jawa Tengah, sosok Ki Narto Sabdo dikenal sebagai Dalang yang melegenda. Kemampuannya meramu dan merangkai seni musik karawitan gamelan menjadikan sosok Ki Nartosabdo disebut seorang maestro.

Hal itu membuat lagu gending Jawa karyanya seperti Gambang Suling, Prahu Layar, Ojo Dipleroki dan Caping Gunung, hingga kini masih melekat dan membekas di telinga dan hati masyarakat Jawa Tengah.

Ki Nartosabdo sendiri meninggal pada tahun 1985 dengan usia 60 tahun. Jasadnya dikebumikan di TPU Bergota Krakal Semarang, yang tak banyak diketahui orang.