Menyongsong Transisi Energi Berawal dari Kendaraan Listrik

Gaya Hidup Ramah Lingkungan Percepat Transportasi Energi Terbarukan
Warga Perumnas Palur Kabupaten Karanganyar Mulat Nursetianto sedang mengisi daya sepeda listrik di kediamannya. RMOL Jateng
Warga Perumnas Palur Kabupaten Karanganyar Mulat Nursetianto sedang mengisi daya sepeda listrik di kediamannya. RMOL Jateng

Pemerintah Indonesia kian memantik minat gaya hidup ramah lingkungan dengan melakukan transisi energi, salah satunya transportasi. Ajakan untuk beralih ke energi baru terbarukan pun mulai disambut masyarakat.


“Mulai mencoba sepeda listrik karena lebih ringan dan simpel dibandingkan sepeda motor lama,” ungkap Sri Rahayu, warga Palur Karanganyar. 

Ibu dua anak ini baru saja beralih ke sepeda listrik karena dinilai lebih ergonomis. Untuk usia lansia, sepeda listrik lebih mudah untuk dinaiki. Lantas, saat mengendarai juga lebih praktis dibandingkan motor konvensional. 

Ketertarikan membeli dilatari membanjirnya informasi terkait kendaraan listrik. Lantas, dia pun mengumpulkan informasi sekaligus menimbang-nimbang sebelum keputusan. 

Salah satu kekhawatirannya adalah kendaraan akan berhenti di tengah jalan. 

Namun, saat menjajal pertama kali kendaraan listrik hal yang ditakutkan tidak terjadi. 

“Ada tandanya kalau baterai sudah mau habis, kayak handphone (gawai). Jadi kalau tinggal strip satu langsung dicharge,” terang dia. 

Pengalaman saat menstarter dan melaju di atas aspal tidak menemukan kendala berarti. 

“Lebih gampang tinggal starter. Jalannya (sepeda listrik) tidak kencang jadi merasa lebih aman saat berkendara ,” kata dia. Dia menggunakan kendaraan listrik untuk rute jarak pendek. Misalkan, ke gereja atau ke pasar. 

Di beberapa kota terlihat mulai berseliweran sepeda, motor maupun mobil dari berbagai dealer meluncur di jalanan. 

Hingga akhir tahun 2022, PT PLN (Persero) telah menyediakan 570 POM Listrik atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 238 lokasi yang siap melayani masyarakat di seluruh Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, sebagaimana dilansir dari laman web.pln.co.id, menjelaskan, PLN gencar membangun SPKLU untuk memastikan ketersediaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik sehingga masyarakat Indonesia tak ragu beralih ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.

"Kami terus memperbanyak SPKLU untuk bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Hingga 21 Desember kemarin kami sudah mengoperasikan 570 unit SPKLU," ujar Darmawan.

SPKLU ini didukung dengan tiga jenis pengisian daya yang siap beroperasi secara optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di antaranya jenis medium charging, fast charging hingga ultra fast charging.

Darmawan menjelaskan jumlah kendaraan listrik di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Korlantas Polri per Oktober 2022, jumlah KBLBB di Indonesia ada sebanyak 29.096 unit yang terdiri dari 5.056 kendaraan roda empat dan 24.040 kendaraan roda dua.

“PLN tidak mungkin menyediakan sendiri, perlu kolaborasi dari berbagai pihak untuk menyediakan SPKLU," katanya.

Hal tersebut, kata dia, sekaligus menjadi peluang bisnis baru bagi siapa pun yang berminat, karena kami membuka peluang kerja sama seluas-luasnya dalam pengembangan SPKLU.

“Kehadiran SPKLU ini untuk memudahkan masyarakat mengisi daya, semakin mudah maka masyarakat akan semakin tertarik menggunakan kendaraan listrik,” katanya.

Selain layanan SPKLU, PLN juga memberikan layanan "home charging" untuk pengisian daya kendaraan di rumah. 

PLN sepanjang tahun ini sudah menggandeng dengan berbagai Agen Pemegang Merk (APM) kendaraan listrik. Sehingga, pada saat pelanggan membeli kendaraan listrik maka langsung mendapatkan layanan pasang gratis home charging dari PLN.

“PLN juga memberikan banyak insentif seperti diskon tarif khusus untuk pengisian daya dari pukul 00.00 hingga 05.00 sebesar 30 persen. Selain itu, PLN juga memberikan harga paket khusus tambah daya bagi para pemilik kendaraan listrik,” ujar Darmawan.

Dia berharap keberadaan SPKLU maupun home charging ini makin mendorong masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik. Dengan demikian, lanjut Darmawan, transisi kendaraan listrik ini akan membantu pemerintah dalam mengurangi emisi karbon guna mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

Mengingat peminat kendaraan listrik mulai menanjak pihak hotel juga merespon dengan memberi fasilitas tersebut. Beberapa hotel di kota ini mulai menyediakan layanan tersebut. 

Sales Executive & Marketing Communication Hotel Novotel Semarang, Shania Karsono mengatakan, hotel di kawasan Jalan Pemuda mengakomodasi tamu menginap yang menggunakan mobil listrik. Fasilitas tambahan untuk mengisi baterai terletak di basement sudah tersedia sejak 2020.

Hotel Novotel Semarang menyediakan layanan pengisian daya mobil listrik gratis bagi tamu. Dok/ Hotel Novotel Semarang

“Pemilik hotel melihat mulai banyak tamu menggunakan mobil listrik sehingga memberikan layanan tersebut,” kata dia.

Hal ini bertujuan mempermudah tamu agar dapat melanjutkan perjalanan dengn nyaman. Shania melanjutkan, fasilitas tersebut berasal dari salah satu produsen mobil dari Korea, Hyundai. 

“Jika musim liburan seperti banyak juga tamu yang memanfaatkan fast charging tersebut,” terang dia. 

Komitmen Jawa Tengah Mendorong Masyarakat Menggunakan Kendaraan Listrik 

Percepatan program kendaraan listrik akan mendukung pengurangan impor BBM dan meningkatkan ketahanan energi nasional.

Sejurus transisi energi yang terus digaungkan pemerintah, banyak perusahaan juga meluncurkan berbagai desain kendaraan listrik yang siap menghiasai garasi masyarakat. 

Pemerintah mendorong era peralihan teknologi baru dari kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis energi (KBLBB). 

“Era peralihan teknologi harus dimanfaatkan agar bisa menciptakan produk sendiri ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif dilansir dari laman www.esdm.go.id. 

Populasi kendaraan berbahan bakar minyak mengakibatkan kebutuhan BBM makin besar. Untuk mewujudkan energi bersih, kendaraan listrik menjadi jawaban untuk mengurangi polusi. 

Proyeksi Kementerian ESDM dalam Grand Strategi Energi Nasional pada tahun 2030 jumlah mobil listrik ditargetkan sekitar dua juta unit dan motor listrik sekitar 13 juta unit.

Pada tahun yang sama, target penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sekitar 30 ribu unit dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik (SPBKLU) sekitar 67 ribu unit.

Dinukil dari halaman yang sama, salah satu upaya mendukung percepatan program kendaraan listrik adalah PLN memberikan diskon tarif listrik 30% bagi para pemilik mobil listrik di malam hari mulai pukul 22.000 hingga 05.00 (home charging). 

Selain itu, pemilik listrik juga bisa mendapatkan biaya tambah daya listrik di rumah lebih murah. Sedangkan, untuk charging di SPKLU, fast charging atau ultra fast charging tarifnya sekitar Rp2.460 per kWh atau relatif murah dibandingkan di negara lain sekitar Rp5.000 per kWh. Bahkan, di Amerika tarifnya berkisar Rp4.010 hingga Rp10.247 kWH.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai, kehadiran kendaraan tanpa BBM sangat bagus dan ramah lingkungan.

“Penggunaan motor listrik juga dapat mendukung upaya konservasi energi, tapi motor listrik ini yang pertama bisa digunakan di jalan raya sehingga masih mendapat tantangan, salah satunya suplai listrik dari PLN,” ungkap Ganjar seperti dilansir dari laman jatengprov.go.id.

Sejumlah organisasi perangkat daerah di Pemprov Jateng juga telah memanfaatkan kendaraan listrik, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Jateng, Dinas ESDM, serta lingkungan Setda Jateng.

Bahkan pada 2023, pemprov juga  menganggarkan untuk pengadaan kendaraan listrik. DPRD Jateng  sendiri juga akan mengalokasikan pengadaan mobil listrik, saat ini sudah ada tiga unit.