Nur Widayat, Berangkat Sekolah Demi Mengantar Mimpi

Kisah Ketekunan yang Menyentuh Hati dari SMK Nurussalaf Kemiri
Istimewa
Istimewa

Di tengah era digital yang serba instan, sosok Nur Widayat, siswa kelas XII TKR 1 SMK Nurussalaf Kemiri, tampil sebagai pengingat akan nilai perjuangan dan ketekunan yang mulai langka.


Pemuda sederhana dari Dusun Mbulu, Desa Kedonglo, Kecamatan Kemiri, ini mendapat sorotan istimewa dalam acara Wisuda Taruna Angkatan XIX SMK Nurussalaf Kemiri Tahun Ajaran 2024/2025, yang digelar pada Sabtu (10/5).

Bertempat di halaman sekolah, prosesi wisuda menjadi momen mengharukan ketika pihak sekolah menganugerahkan penghargaan “Honorable of the Year” kepada Nur Widayat.

Penghargaan ini bukan sekadar simbolis, melainkan bentuk penghormatan atas semangat pantang menyerah yang ditunjukkannya selama menempuh pendidikan di kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

“SMK Nurussalaf mengapresiasi kegigihan dan perjuangan Mas Nur dalam menempuh pendidikan. Dengan segala keterbatasan, ia dikenal sebagai siswa yang sangat rajin,” ungkap Wiwit Prastowo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Nurussalaf Kemiri, saat dihubungi wartawan.

Yang membuat kisah Nur berbeda adalah kesetiaannya menggunakan sepeda sebagai alat transportasi harian. Di era ketika mayoritas remaja bergantung pada kendaraan bermotor, Nur tetap setia mengayuh sepedanya menembus jalanan pedesaan menuju sekolah pemandangan yang membekas dan menginspirasi warga sekolah.

“Secara akademik, prestasi Mas Nur biasa saja. Namun, di zaman sekarang, sangat jarang anak yang tetap bersemangat ke sekolah hanya dengan bersepeda. Itulah yang kami apresiasi,” tambah Wiwit.

Tak banyak yang tahu, di balik ketekunannya, ada peran besar seorang ibu. Mariyem, ibunda Nur, adalah buruh harian yang membesarkan putranya dengan nilai kerja keras dan kemandirian. Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, Nur tidak pernah menjadikan itu sebagai alasan untuk patah semangat dalam menuntut ilmu.

“Mas Nur juga dikenal berbakti. Ia selalu membantu orang tuanya di rumah. Kami berharap seluruh siswa bisa meneladani semangat pantang menyerahnya. Keterbatasan bukan penghalang untuk terus belajar,” jelas Wiwit.

Penghargaan ini sekaligus menegaskan filosofi pendidikan yang diusung SMK Nurussalaf Kemiri. Sekolah tidak hanya menilai keberhasilan dari capaian akademis, tetapi juga dari karakter, sikap, dan keteladanan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

“Selain mengapresiasi siswa berprestasi, kami juga akan terus memberikan penghargaan bagi siswa yang bisa menjadi teladan. Semoga ini memotivasi adik-adik kelas, bahwa sikap dan karakter yang baik adalah bekal penting untuk terjun ke masyarakat,” tegas Wiwit.

Pengakuan terhadap Nur Widayat sebagai “Honorable of the Year” bukan sekadar seremoni. Ia adalah pernyataan kuat dari dunia pendidikan bahwa karakter dan keteladanan tetap menjadi pilar penting di tengah modernisasi. Kisah pemuda bersepeda dari Kedonglo ini menjadi simbol ketangguhan—dan pengingat bahwa kesederhanaan, kerja keras, dan bakti kepada orang tua serta guru adalah nilai luhur yang patut dijaga.

Sementara rekan-rekannya mungkin akan mengenang masa SMK dengan prestasi akademik atau kegiatan ekstrakurikuler, Nur Widayat akan dikenang sebagai sosok yang memberi makna baru tentang perjuangan sejati dalam meraih pendidikan.