Oknum PNS di Pemalang Diduga Lecehkan Sejumlah Anak

Peristiwa dugaan pencabulan yang dilakukan seorang pria oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) muncul di Kabupaten Pemalang. Sejumlah orangtua korban sudah mengadukan permasalahan itu ke Unit PPA Satreskrim Polres Pemalang pada 22 November 2022.


"Kami sudah berproses kepada PPA pada tanggal 22 November, anak-anak kami mengajak berkonsultasi kepada PPA agar tidak ada korban lain. Tapi berjalannya waktu ternyata korban yang ada di lingkungan saya, tidak saja pada anak saya," kata seorang orangtua korban yang berinisial, W, Rabu (18/1).

Namun, proses pengaduan ke Polres Batang itu hingga kini belum ada kelanjutannya. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, jumlah korban lebih dari lima anak. Pelakunya merupakan oknum PNS di sebuah instansi pemerintahan.

W bercerita bahwa terduga pelaku adalah ayah dari teman anaknya sejak kecil dan berlangsung sejak 2017. Perlakuan terduga pelaku kepada anaknya dan korban lain tidak senonoh. Mayoritas dilakukan di rumah terlapor yang merupakan tetangganya.

Bagaimana bisa terungkap? Pengakuan korban itu muncul justru saat pelajaran sex education yang diberikan Bimbingan Konseling (BK) Sekolah. Saat materi tentang pelecehan seksual, beberapa siswa mengaku mengalami hal itu.

"Perlakuannya anak-anak disuruh pegang kemaluannya. Ditindih dari belakang,  disuruh pegang kemaluannya lalu diperlihatkan kemaluannya juga. Sempat juga kalau anak-anak bersalaman dengan terlapor anak-anak ditarik sampai ke pelukannya," katanya mengulangi pengakuan korban.

Awalnya beberapa keluarga tidak mau menyampaikan. Tetapi setelah berjalanya proses beberapa keluarga di lingkungannya bersedia menjadi saksi korban.

Saat ini kondisi anaknya masih trauma. Masih ada ketakutan ketika keluar rumah.

"Iya masih ketakutan yang biasanya mau berangkat sekolah sendiri, sekarang tidak mau, yang biasanya mau keluar rumah, sekarang jarang keluar rumah," ucap W.

W ingin pelaku diproses sesuai dengan hukum agar tidak ada korban selanjutnya. Ia bahkan menyebut, korban di lingkungannya lebih dari lima anak.

Kanit IV Satreskrim Polres Pemalang, Aiptu Junaedi membenarksn aduan tersebut. Kejadian berawal dari tahun 2017,  tanggal dan bulannya lupa.

Saat ini, pihaknya  masih melakukan penyelidikan untuk mendalami terkait saksi-saksi. Jumlah korban yang melapor baru tiga anak.

"Dan korban ada tiga anak, sudah diupayakan kami arahkan ke psikater, untuk mendapatkankan hasil psikologinya bagaimana atas kejadian itu," jelasnya.

Pihaknya mengakui terus berusaha melakukan pendalaman karena masih kurangnya saksi dan alat bukti.