Pemimpin gereja Katolik Roma Paus Fransiskus ikut buka suara terkait kudeta militer dan kekerasan yang terjadi di Myanmar baru-baru ini. Dia mendesak agar kekerasan dan pertumpahan darah di negara Asia Tenggara itu segera diakhiri.
- Minyak Bocor di Teluk Meksiko Usai Badai Ida
- PBB Sebut Stok Makanan di Afghanistan Menipis
- NASA Sebut Letusan Gunung Berapi Tonga Ratusan Kali Lebih Kuat dari Bom Atom Hiroshima
Baca Juga
Pemimpin gereja Katolik Roma Paus Fransiskus ikut buka suara terkait kudeta militer dan kekerasan yang terjadi di Myanmar baru-baru ini. Dia mendesak agar kekerasan dan pertumpahan darah di negara Asia Tenggara itu segera diakhiri.
"Sekali lagi dan dengan banyak kesedihan, saya merasakan urgensi untuk berbicara tentang situasi dramatis di Myanmar di mana banyak orang, kebanyakan dari mereka yang masih muda, kehilangan nyawa mereka untuk menawarkan harapan kepada negara mereka," kata Paus Fransiskus di akhir audiensi umum mingguannya, yang diadakan dari jarak jauh dari perpustakaan Vatikan pada Rabu (17/3).
Dia bahkan menghidupkan kembali momen di mana seorang biarawati di Myanmar berlutut di jalan untuk meminta kepada pasukan junta untuk menghentikan kekerasan.
"Bahkan saya berlutut di jalan-jalan Myanmar dan berkata 'hentikan kekerasan.' Bahkan saya membuka tangan saya dan mengatakan 'biarkan dialog menang'," sambung Paus Fransiskus, seperti dikabarkan Channel News Asia.
"Darah tidak menyelesaikan apa pun. Dialog harus menang," tandasnya, seperti dilansir Kantor Berita RMOL.
Kudeta militer yang diwarnai dengan kekerasan di Myanmar diketahui telah menyebabkan lebih dari 180 pengunjuk rasa kehilangan nyawa.
Hal itu terjadi karena tindakan keras pasukan militer yang mencoba menghalau aksi unjuk rasa menentang kudeta militer yang menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi dan merebut kekuasaan sendiri. [sth]
- Menlu Retno Bahas Kesenjangan Vaksin Yang Sangat Besar
- Penimbunan Vaksin oleh Negara Kaya Disebut Bencana Kegagalan Moral Dunia
- Kantor Pusat Tesla di Silicon Valley Bersiap Pindah