Pengajuan Mebel Jepara Sebagai Warisan Tak Benda Dunia UNESCO

Pengajuan Mebel Jepara Sebagai Warisan Tak Benda Dunia UNESCO. Yosef Hidayat/RMOLJawaTengah
Pengajuan Mebel Jepara Sebagai Warisan Tak Benda Dunia UNESCO. Yosef Hidayat/RMOLJawaTengah

Jepara - Pengajuan mebel Jepara sebagai warisan tak benda dunia kepada UNESCO merupakan suatu langkah strategis untuk melestarikan dan mengakui nilai budaya yang terkandung dalam seni ukir dan kerajinan tangan di daerah tersebut.

Jepara, sebuah kota di pantai utara Jawa Tengah, dikenal sebagai pusat kerajinan kayu dengan kekayaan budaya dan teknik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Saat ini, proses pengajuan sedang berada dalam tahap pengumpulan berkas, yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya ini (15/05).

Bupati Jepara Witiaraso Utomo atau mas Wiwit mengatakan, "Proses pengumpulan dokumen untuk pengajuan ini adalah tahap penting yang menentukan seberapa baik bentuk dan substansi dari proposal yang diajukan. Berbagai pihak, mulai dari pengrajin lokal hingga pemerintah daerah, terlibat dalam mengumpulkan informasi yang relevan mengenai sejarah, teknik, dan inovasi yang ada di balik furniture Jepara. Dokumen-dokumen ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keunikan dan keistimewaan kerajinan ini, serta pentingnya bagi identitas budaya masyarakat Jepara."

Kehadiran Duta Besar Serbia yang dijadwalkan hadir pada tanggal 26 Mei dianggap sebagai momentum berharga. "Duta Besar tersebut diharapkan dapat melihat langsung keindahan dan keunikan ukiran yang menjadi ciri khas furnitur Jepara," imbuhnya.

Kunjungan ini tidak hanya merupakan bentuk dukungan terhadap pengajuan, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menjalin kerjasama internasional yang lebih erat dengan memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia kepada dunia. Adanya dukungan internasional seperti ini dapat menjadi aset penting dalam memperkuat posisi pengajuan furniture Jepara di mata UNESCO.

Dukungan Duta Besar Serbia menjadi simbol dari hubungan yang lebih luas antara Indonesia dan negara-negara lain dalam upaya melestarikan warisan budaya. Melalui kerjasama ini, diharapkan mampu memperkenalkan kerajinan Jepara kepada pasar global dan menjadikannya bagian dari narasi budaya yang lebih besar. Hal ini tentunya sejalan dengan upaya UNESCO untuk melindungi dan mempromosikan warisan budaya di seluruh dunia," pungkasnya.

Mebel Jepara bukan hanya sekadar barang, melainkan simbol dari identitas dan tradisi lokal yang memiliki nilai estetika dan fungsional. Setiap ukiran yang dihasilkan mengandung cerita dan makna yang dalam, mencerminkan keahlian para pengrajin yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menciptakan karya seni.

Jika pengajuan ini diterima, mebel Jepara akan diakui secara resmi sebagai warisan non-bendawi yang harus dilindungi dan dilestarikan. Ini akan menjadi kebanggaan tidak hanya bagi masyarakat Jepara, tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia.

Melalui pengumpulan berkas yang mendalam dan dukungan internasional yang kuat, ada harapan besar bahwa seni ukir Jepara dapat terdokumentasi dan diakui sebagai warisan budaya dunia UNESCO. Ini adalah langkah penting dalam mengamankan masa depan kerajinan tangan Indonesia serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.