Karakter disiplin dan juga intergritas penting untuk ditanamkan sejak dini sebagai salah satu upaya pencegahan tindakan korupsi.
- Plesiran Jauh-jauh ke Riau, UMK Pertajam Kerjasama dengan Kampus Luar Jawa
- UNS Berduka, Evaluasi Total Seluruh Kegiatan Kampus
- PPL Mahasiswa IAIN Kudus Diminta Promosikan Potensi Desa Jrahi
Baca Juga
Hal ini mengemuka dalam acara Webinar Kuliah Umum Pengantar Ilmu Politik Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) : Sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi, yang digelar secara daring.
Alfiana Rachmawati, Fungsional Sosialisasi & Kampanye Anti Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia mengatakan, karakter disiplin yang dimaksud dapat ditanamkan mulai dari hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya.
"Contoh kecil lainnya menyeberang di zebra cross, memakai helm ketika mengendarai sepeda motor, hadir kuliah tepat waktu, dan hal sederhana lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," ujar Alfiana Rachmawati didampingi Humas UKSW Anggraeni Upik, Jumat (25/3).
Tidak hanya diikuti mahasiswa, kegiatan Sosialisasi & Kampanye Anti Korupsi KPK ini juga diikuti pengajar Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik UKSW.
Lebih jauh Alfiana menjelaskan, karakter disiplin dan integritas penting untuk mencegah korupsi.
Alfiana mengemukakan, ada tujuh kelompok besar jenis tipikor, yaitu kerugian keuangan negara, penggelapan dalam jabatan, perbuatan curang, pemerasan, gratifikasi, suap menyuap, benturan kepentingan dalam pengadaan.
Dari ketujuh kelompok besar tersebut, kecuali kerugian keuangan negara dikatakan Alfiana berkaitan dengan karakter, perilaku atau sifat.
"Karena itulah penting sejak dini menanamkan nilai disiplin dan juga menjaga integritas agar kita bisa terhindar dari segala bentuk tindakan korupsi. Hal ini bisa dimulai dari hal sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Sebagai mahasiswa, Alfiana menambahkan banyak hal bisa dilakukan untuk mencegah korupsi, yang bisa dimulai dari lingkungan kampus.
Membuat kampanye anti korupsi dan membentuk komunitas anti korupsi diantaranya.
"Bagi teman-taman yang suka film, bisa membuat film anti korupsi. Bagi yang suka musik, bisa dengan jalur membuat lagu anti korupsi, tik tok anti korupsi atau komedi anti korupsi. Buatlah dengan cara-cara yang teman-teman sukai. Yang paling penting adalah terus menjaga integritas dan juga disiplin," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Alfiana menyampaikan bahwa KPK dengan aparat hukum lainnya yaitu kepolisian dan kejaksaan, terus melakukan strategi pemberantasan korupsi yaitu dengan membangun nilai, perbaikan sistem dan juga efek jera. Ketiganya perlu berjalan beriringan dengan dukungan partisipasi dari masyarakat.
Upaya pencegahan korupsi itu, diakuinya, perlu dilakukan bersama-sama, tetapi kalau peran partisipasi masyarakat tidak ada, maka akan berat.
Disinilah peran generasi muda menjadi penting karena mereka mempunyai potensi yang besar untuk menjadi pemimpin ke depannya, sedangkan salah satu tantangan terbesar bagi generasi muda saat ini adalah korupsi.
Di akhir paparannya, Alfina mengajak setidaknya 240 peserta webinar untuk menyuarakan pesan "Jangan mau jadi korban dan jangan mau jadi pelaku, karena kita adalah generasi anti korupsi," tandasnya.
Senada, Putri Hergianasari, S.IP., M.IP., Koordinator Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik UKSW menyampaikan, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memegang tonggak penerima estafet untuk memutus mata rantai korupsi. Hal itu bisa dilakukan dengan menanamkan kebiasaan tidak melakukan korupsi dalam kesehariannya.
"Kebiasaan dapat menumbuhkan peran aktif mahasiswa untuk ikut gerakan anti korupsi. Saya berharap mahasiswa juga ikut terlibat aktif dalam kegiatan pencegahan anti korupsi," imbuhnya.
- Perpus Keliling Dengan Gerobak Listrik, Bantu Literasi Warga Hingga Pelosok Kampung Kota Solo
- Kaget Melihat Pembukuan Sistem Kuno, Unwahas Sulap Koperasi Pesantren Lebih Moderen
- Penuhi Kekurangan Tenaga Pelayan Darah, AKBARA Wisuda Ratusan Ahli Bank Darah